Serba Serbi Bermedia Sosial. Jarimu, Harimaumu!

    Ketika bermedia sosial akun apa saja yang kalian follow? mungkin sebagian besar adalah akun-akun yang menarik dan relate sama kalian kan? misalnya kalian suka dengan dunia desain, maka akun-akun yang kalian follow juga yang berhubungan dengan dunia desain dan kreativitas atau sosok Influencer tertentu. Lalu selebihnya adalah akun teman-teman yang memang dikenal di dunia nyata untuk saling follow di media sosial.

Photo by Tracy Le Blanc from Pexels

    Sudah beberapa bulan ini aku jarang banget membuka beberapa akun medsos. Aku memang sengaja menyibukan diriku agar tidak 'gatal' membukanya karena aku tidak ingin menjadi kecanduan. Hidup terasa hampa tanpa medsos. Haha. Waktu tidak terasa ketika membuka medsos, scroll...scroll...niatnya cuma 10 menit jadi kebablasan sampai berjam-jam. Pertama-pertama mencoba untuk tidak membuka akun medsos rasanya aneh sekali seperti ada yang kurang. Tapi setiap kali ingin membukanya, aku mengalihkan perhatianku dengan membaca buku ataupun e-book, membersihkan rumah, menulis, mencari ide konten untuk video, menggambar, berolahraga, berkebun atau kegiatan apapun itu agar tidak terlalu sering menyentuh gadget.

    Setiap orang ingin menunjukan eksistensinya di media sosial. Ada yang memposting feed instagram sehari 5 kali yang berisikan foto selfie dirinya, liburannya, ootd-nya, flexing dan berbagai jenis postingan lainnya. Ada juga yang memposting story di instagram atau status whatsApp untuk memposting produk jualannya sampai panjang titik-titiknya. Ada juga yang curhat dan berkeluh kesah tentang persoalan pribadinya. Mengapa seseorang lebih mudah mengekspresikan perasaannya lewat media sosial? Bahkan orang yang bersifat pendiam di dunia nyata bisa menjadi pribadi yang bertolak belakang di media sosial. Mungkin karena sifat online dari dunia maya yang tidak mengharuskan penggunanya bertatap muka, sehingga pengguna media sosial lebih berani untuk berbicara atau berkomentar. Ya sah-sah saja sih memposting apa saja. Tetapi kalau setiap apa yang kita lakukan, apa yang kita rasakan selalu diposting, itu kurang bijak sih menurutku. Tidak semua orang peduli dengan apa yang kita lakukan dan yang terjadi dalam hidup kita.

    Seseorang yang memposting kehidupannya di media sosial bisa jadi bertolak belakang dengan kehidupan real-nya. Foto atau video sesorang yang kita lihat dengan visual yang sempurna bisa jadi adalah hasil editing atau menggunakan filter. Seseorang yang terlihat selalu ceria bisa jadi tidak memperlihatkan kesedihannya di media sosial. Turunkan ekspetasi kita terhadap 'kesempurnaan' seseorang atau kehidupan orang lain di media sosial.

    Media sosial juga sering bikin salah paham. Ada teman, saudara, tetangga yang memposting sesuatu disangka menyindir. Ada yang posting video liburannya dikira pamer, ada yang posting lagi sedih atau kegalauannya dikira gak bersyukur. Padahal mungkin yang memposting tidak bermaksud apa-apa, ya hanya ingin memposting saja tanpa bermaksud menyindir siapa-siapa. Bisa jadi hati kita yang berperasangka buruk.

    Aku pribadi jarang bahkan hampir tidak pernah membuka story atau status orang lain di medsos. Gak kepo aja sama apa yang sedang diposting orang lain dan gak ada waktu juga. Hehe. Kalau setelah posting story atau status di akun pribadi, langsung aku close tanpa pengen tahu siapa saja yang "seen". Menurutku gak penting aja. Aku membuka medsos hanya untuk mencari info dengan menonton atau membaca konten orang lain secara random yang tidak aku kenal dengan feature explore, memberi info melalui konten yang aku buat atau sekedar refreshing share video atau foto yang menurutku menarik atau bermanfaat dari konten orang lain. Kalian ada yang sama kayak aku gak?

    Setiap aku ingin memposting sesuatu atau share konten milik orang lain, aku memberi jeda dan berpikir berkali-kali terlebih dahulu "penting gak sih untuk aku posting atau share?" atau ini hanya "spam". Hehe. Hal lain yang mungkin tidak kita sadari ketika bermedia sosial adalah share data pribadi atau rahasia pribadi bahkan aib sendiri ke ranah publik. Misalnya curhat masalah rumah tangga atau konflik internal keluarga. Masalah yang kita unggah akan menjadi santapan publik dan orang lain akan menikmatinya layaknya tontonan. Bukannya solusi yang kita dapat, justru kemungkinan besar masalah akan bertambah runyam. Selain itu, sebaiknya kita berhati-hati untuk menyebarkan data, identitas, maupun foto-foto pribadi, supaya tidak mudah dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang memiliki niatan buruk karena media sosial sangat rawan dengan berbagai risiko penipuan dan kejahatan lainnya.

    Sebagai bagian dari produk teknologi masa kini, media sosia memiliki dua sisi mata pedang. Media sosial hanyalah sarana atau media yang bersifat netral, sedangkan pengguna yang akan memanfaatkannya menjadi sarana pembawa kebaikan atau justru sebaliknya. Semoga kita bisa bijak dalam bermedia sosial. Jarimu, harimaumu! Semoga bermanfaat.

Tips Mengelola Keuangan Pribadi

    Pada tulisan kali ini Aku ingin sharing tentang tips mengelola keuangan pribadi. Aku memang bukan ahli ekonomi, ini aku tulis berdasarkan pengalaman. Mungkin ini bermanfaat untuk dibagikan. Kalau ada yang tidak sejalan ya tidak apa-apa. Perbedaan adalah hal yang biasa.

Photo by Bich Tran from Pexels

    Prinsip pertama yang Aku pegang adalah “Ketika Allah naikan level keuanganmu, jangan kau naikan gaya hidupmu”. Yang tadinya makan di Warteg setiap hari lalu berubah makan di Restauran hampir setiap hari. Pesan minum-minuman kekinian semacem kopi atau boba sehari tiga kali atau Nongkrong di tempat-tempat fancy setiap pulang kerja. Baru deh akhir bulan makan indomie pake nasi, pinjem uang ke teman buat sekedar makan atau  kalo udah kepepet banget minum promag.

    Kedua, prioritaskan dulu kewajiban. Ini setiap orang beda-beda ya. Misalnya memberikan sedikit rezeki kita ke orang tua (insyaAllah rezeki terus mengalir melalui doa-doa mereka), bayar tagihan listrik, bayar tagihan internet, ongkos ke kantor selama sebulan, bayar hutang kalau punya hutang, bayar kosan kalau gak tinggal sama orang tua, dan lain sebagainya. Segera bayarkan yang bersifat harian dan bulanan. Menghitung pemasukan dan pengeluaran dalam sebulan supaya tidak lebih besar pasak daripada tiang.

    Ketiga, belajar mengendalikan keinginan. Kalau aku sendiri berprinsip barang belum rusak ya belum beli lagi selama masih bisa digunakan dan membeli barang berdasarkan fungsi bukan yang paling update, bukan yang paling gaya, bukan yang ingin dibeli untuk dipamerkan ke orang lain. Beli barang lebih mahal sedikit tidak apa-apa karena untuk dipakai dalam jangka waktu lebih lama.  Kan jatuhnya lebih hemat. Daripada beli dengan selisin harga sedikit. Tapi gak awet malah jatohnya boros. Misalnya sepatu, aku baru ganti 2 tahun sekali. Baju juga itu-itu saja yang digunakan. Kalau masih layak tidak perlu beli dan jangan terjebak dengan fast fashion. Hehe.



    Keempat, kalau bisa beli barang-barang yang diingikan cash. Jauhi sebisa mungkin kredit atau hutang. Sekarang hutang itu difasilitasin banget di dunia digital dengan menggunakan “pay later”. Beli sekarang bayar nanti. Apalagi untuk kebutuhan sekunder dan tersier. Misalnya meminjam uang untuk beli gadget terbaru. Yang minjemin uangnya aja belum tentu gadgetnya paling baru. Ada kalimat klasik yang sering disampaikan orang-orang "Tapi kan kalo beli rumah gimana cash? Makin lama makin naik harganya. Gak bakalan punya rumah dong?" Kalian gak percaya Allah Maha Kaya? Rahmatnya amat sangat luas tersebar di muka bumi. Logika manusia gak akan sampe. Allah bisa kabulkan dengan mudah, minta saja sama Allah agar dimudahkan untuk memiliki rumah di dunia. Hal-hal yang dibeli secara kredit itu adalah barang-barang yang seharusnya belum layak kita miliki tapi kita memaksa sudah harus memilikinya. Sabar saja. Menabung pelan-pelan. Hidup tanpa hutang, tentram hidupnya. Orang yang paling kaya bukanlah orang yang banyak hartanya. Tapi yang gak punya hutang.

    Kelima, buat pos untuk “biaya tak terduga”. Kita gak pernah tau hidup kita kedepannya seperti apa. Seperti yang sudah kita lalu ketika terkena wabah covid19. PHK dimana-mana. Gaji dipotong sampai 50 persen, sedangkan selain untuk kebutuhan sehari-hari, ada juga cicilan yang harus terus dibayarkan. Simple-nya begini sisakan aja uang 10 rb setiap hari. Sebulan sudah 300 rb. 10 bulan sudah 3 juta. Lumayan kan? Dan ketika mendapatkan bonus dari tempat kita bekerja jangan langsung kalap dibelikan apa saja mengikuti nafsu. Tapi bisa kita investasikan atau belikan emas supaya uang kita gak inflasi. Jangan lupa sisakan juga untuk bayar kewajiban yang bersifat tahunan. Seperti bayar pajak kendaraan, rumah, dan lain-lain.

    Keenam, jangan mengandalkan satu sumber pendapatan. Buka "keran-keran" lainnya. sehingga bila satu "keran" mampet atau tidak bisa mengeluarkan "air" lagi. Masih ada keran lainnya. Mencoba setiap kesempatan yang datang dan perluaslah silaturahmi.

    Ketujuh, jangan lupa bersedekah. Ini ngingetin diri sendiri juga kok. Di dalam rezeki yang Allah titipkan terdapat hak-hak orang lain. InsyaAllah rezeki kita menjadi barokah. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Consistency is The Key

    Ada yang tahun barunya membuat resolusi baru untuk setahun kedepannya? tapi nanti di akhir tahun direvisi. Hehe. Untuk mencapai sesuatu, selain karena izin Allah yang utama, selebihnya kita hanya bisa berusaha. Dalam hal berusaha ini lah diperlukan konsistensi untuk mencapai sesuatu. "Consistency is the key". John Maxwell says, “Small disciplines repeated with consistency every day lead to great achievements gained slowly over time.” 

Photo by cottonbro studio from Pexels

    Untuk mencapai sesuatu biasanya tidak instan. itu adalah sebuah perjalanan. Satu langkah pada satu waktu. Mie instan aja perlu dimasak dulu sebelum dimakan kan? kecuali kalau mungkin kamu anak sultan yang bisa langsung auto sultan. Hehe. Tetapi di sini kita ingin membahas suatu proses.

    Kesalahan terbesar yang dilakukan banyak orang adalah mereka menetapkan standar terlalu tinggi untuk memulai. Semua ingin dilakukan sekaligus dalam waktu yang singkat dan tidak masuk akal. Mulailah dari hal yang ringan dulu lalu kemudian ditambah intesitasnya. Pilihlah rutinitas atau kebiasaan yang bisa kamu pertahankan, lalu kembangkan.

    Misalnya, kamu membuat resolusi di tahun 2023 ingi menjadi lebih sehat dan bugar. Lalu untuk mencapai target tersebut kamu membuat planning pergi ke Gym pada tanggal 1 Januari untuk berlari sejauh 20 mil, angkat beban selama satu jam, berenang sejauh 3 mil, tidak makan nasi, makan hanya sehari sekali dan hal-hal menyiksa lainnya. Setelah berlangsung satu atau dua minggu kemudian rasanya ingin meledak karena itu semua dilakukan secara berlebihan, sehingga menimbulkan rasa ingin menyerah dan berhenti. Rutinitas yang seperti itu tidak akan bertahan lama apalagi berkelanjutan. Bukannya jadi lebih sehat dan bugar yang ada malah menjadi sakit-sakitan.

    Lakukanlah dengan bertahap tetapi konsisten. Misalnya di awal bulan lakukan jalan kaki minimal 3 kali dalam seminggu selama 15 menit. Lalu kurangi makan makanan manis dan juga fast food (hanya boleh makan seminggu sekali). Makan dengan seimbang usahakan selalu ada karbohidrat, protein, vitamin, dll. Minum air putih yang cukup minimal 2 liter perhari, istirahat yang cukup, kurangi begadang dan lain sebagainya. Semua dilakukan secara konsisten setiap harinya. Buatlah punishment agar meminimalisir pelanggaran, misalnya kalau makan fast food 2 kali seminggu, artinya harus menambah intenistas jalan kaki. Setelah satu bulan konsisten, bulan berikutnya baru ditambah jalan kaki minimal 3 kali dalam seminggu selama 30 menit, makan fast food 2 kali dalam sebulan dan seterusnya. Begitupun dengan resolusi lain yang ingin kalian capai.

    Inilah yang benar-benar diperlukan, pilihan, intensionalitas (karakteristik kesadaran di mana kondisi sadar akan sesuatu yaitu, keterarahannya terhadap suatu objek) dan kemudian menindaklanjuti rutinitas yang berkelanjutan! Apa pun yang kamu pilih untuk dilakukan, niatkan, jadikan berkelanjutan, ikuti, dan konsisten! You can do it! Semoga bermanfaat :)

Resensi Buku Steal Like an Artist, Membuka Rahasia Orang Kreatif

    Aku sangat merekomendasikan buku yang berjudul "Steal Like An Artist. 10 Things Nobody Told You About Being Creative" ini untuk dibaca. Buku ini berbahasa inggris terdiri dari 160 halaman dan merupakan karya dari Austin Kleon. Buku ini membahas proses kreatif yang bisa diaplikasikan ke semua bidang kehidupan dengan cara yang gak biasa.

    Buku ini diawali dengan pertanyaan yang ditanyakan oleh setiap Seniman "Where do you get your ideas?" The honest artist answers "I steal them". Ini sangat menarik. Bahwa untuk menemukan sebuah ide, kita terinspirasi dari hal lainnya. Nothing is original. Penulis Jonathan Lethem berkata bahwa Orang-orang yang mengatakan sesuatu yang "original" mereka tidak tahu referensi sumber aslinya. Apakah ada karya yang benar-benar orisinal? Orisinalitas adalah Ilusi. karya manusia yang benar-benar orisinal itu nggak ada. Kenapa? karena pada dasarnya, bisa dibilang karya yang dihasilkan meniru atau mengadaptasi dan mengembangkan dari ciptaan Allah. Sumbernya bisa dari Alam semesta, baik Daratan, Lautan, Sungai, Danau, Tumbuhan, Manusia, Binatang, Langit, awan, Matahari, Bulan, dll. What is originality? undetected plagiarism (William Ralph Inge). 

    Kalian pernah membaca sebuah novel atau menonton film yang ceritanya terasa dejavu? kok ceritanya seperti sudah pernah dibaca atau ditonton sebelumnya ya? hal tersebut adalah contoh dari seorang penulis atau pembuat film yang mencuri mentah-mentah dari ide cerita yang sudah pernah dipublikasikan sebelumnya. Pencuri ide yang lihai akan memperlihatkan sebuah karya bisa terkesan asli alias original miliknya. Padahal dia melakukan teknik ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Jadi, plagiarisme adalah mencoba menganggap karya orang lain sebagai milik kita. Bukan hasil modifikasi.

    Saat membuat sebuah karya, Austin mengatakan kita harus mencari referensi sebagai sumber inspirasi agar hasil karya kita bagus. Misalnya kita ingin membuat cerita fiksi tentang persahabatan. Kita bisa mencari referensi cerita dari Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata, 5 cm Karya Donny Dhirgantoro, Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi, dan lain sebagainya.

    Pada chapter berikutnya, Austin mengatakan jika kita ingin membuat karya yang bagus, mulailah dari hal yang kita suka bukan dari hal yang kita tahu karena dari hal yang kita sukai, kita akan terus merasa penasaran lalu berusaha terus mencari tahu dan kita akan berusaha lebih keras menyelesaikan sebuah karya lebih maksimal. 

    Dalam ruangan kerjanya, Austin memiliki dua meja. Meja pertama dia menyebutnya "analog" dan meja satunya lagi disebutnya "digital". Meja "analog" terdapat spidol, pulpen, pensil, kertas, sticky notes dan koran. Tidak ada alat-alat elektronik di meja ini. Proses di meja "analog" akan meninggalkan jejak sketsa, goresan, dan ide yang dituangkan dalam selembar kertas. Sedangkan di meja "digital" terdapat barang-barang elektronik seperti laptop, drawing tablet, scanner, dll. Di meja "digital" ini adalah proses dimana pengembangan dari hasil brainstorming dari meja "analog".

    Saat kita telah menerbitkan karya. Ntah itu berupa tulisan, gambar dan lain sebagainya akan banyak komentar-komentar dari orang lain yang datang mengomentari karya kita baik itu berupa pujian ataupun cemohan. Kita tidak bisa mengontrolnya dan memang bukan kapasitas kita lagi. 

    Jika kita termotivasi dengan komentar baik, tidak ada salahnya untuk mendokumentasikan komen-komen positif yang datang kepada kita agar sesekali bisa kita buka saat kita kehilangan semangat mengerjakan dan menyelesaikan karya kita. Sedangkan, untuk komentar buruk bisa kita buang saja jika hal tersebut membuat kita mudah down, kita tidak harus menanggapi mereka. Bikin hidup jadi ribet saja katanya. Hehehe.

    Kita juga disarankan untuk tidak mencari musuh dan terus mencari teman dari berbagai kalangan agar kita bergaul luas dan akhirnya mendapat banyak inspirasi membuat karya.

    Nah itu tadi hasil resensi dari buku Steal Like an Artist karya Austin Kleon. Menurutku buku ini ringan banget untuk dibaca dan memberikan insight sih. Penjelasannya tidak bertele-tele dan langsung to the point. Selamat membaca. Semoga bermanfaat :)

7 Tips Meningkatkan Skill untuk Menjadi UI/UX Designer

    Di postingan sebelumnya aku pernah menulis tentang "Mengenal Profesi UI/UX Designer" yang kamu bisa baca dengan KLIK DI SINI dan juga "7 Skill yang Wajib Dimiliki UI/UX Designer"yang kamu bisa baca dengan KLIK DI SINI. Kali ini aku ingin berbagi tips meningkatkan skill untuk menjadi seorang UI/UX Designer. Cekidot!

Photo by fauxels from Pexels

1. Mengenal Istilah-istilah dalam dunia UI/UX

    Ada banyak sekali istilah-istilah dalam dunia UI/UX. Ada Whitespace, yaitu ruang kosong diantara elemen-elemen (button, teks, menu, icon, gambar, dll) yang berfungsi untuk membuat design terlihat lebih lega dan membuat elemen lain terlihat lebih menonjol). Lau Wireframe, yaitu kerangka website atau aplikasi untuk memberi gambaran struktur desain yang akan dibuat nantinya. Berikutnya ada Above The Fold, yaitu konten yang terlihat oleh ,user saat pertama kali membuka website atau apps tanpa user harus menscroll kebawah. Lalu ada padding, margin, slider, header, grid dan masih banyak lagi istilah-istilah dalam dunia UI/UX. Kamu bisa mempelajarinya dengan membaca buku, membaca artikel atau menonton video di youtube.

2. Banyak Berlatih UI/UX

    Agar meningkatkan skill dan memperdalam UI/UX, maka harus banyak berlatih baik dari segi UI maupun UX. Misalnya dengan redesain (merancang ulang) website atau aplikasi yang sudah ada menjadi versimu atau membuat konsep desain sebuah website yang sederhana menggunakan aplikasi sketch, adobe XD ataupun figma. Kamu bisa mendiskusikan hasil belajarmu dengan teman atau orang yang berprofesi sebagai UI/UX Designer untuk mendapatkan insight.

3. Mempelajari Tools Desain

    Untuk mengaplikasikan sebuah ide di kepala menjadi sebuah visual yang nantinya akan diaplikasikan, maka diperlukan untuk mempelajari tools desain sebagai penunjang. Kamu bisa menggunakan Skech, Adobe XD ataupun Figma. Untuk awal belajar, kamu bisa memilih salah satu aplikasi tersebut yang menurut kamu mudah digunakan dan terjangkau. Dari ketiga aplikasi tersebut yang free adalah figma. Ketiga apps tersebut sudah memiliki standar yang memudahkan proses desain dan dilengkapi dengan proses prototyping.

4. Mencari Banyak Sumber Referensi

    Sebagai UI/UX Designer, kamu harus banyak-banyak mencari sumber referensi untuk belajar misalnya melalui membaca buku atau artikel, menonton video di youtube, dan lain sebagainya. Selain belajar otodidak, kamu juga bisa ikut kelas online berbayar mengenai UI/UX yang tersedia di platform seperti udemy, coursera, skillshare,microsoft, interaction design foundation, dan sebagainya.

    Ketika bingung mencari sumber inspirasi desain UI, kamu bisa mencari dari sumber banyak referensi seperti di dribbble, behance ataupun pinterest. Kamu bisa menggunakan metode ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) dalam membuat desain.

5. Bergabung dengan Komunitas

    Kamu bisa bergabung dengan komunitas baik itu berupa grup member, forum Facebook, ataupun lainnya untuk sharing dan belajar mengenai UI/UX. Selain menambah teman-teman baru, kamu juga bisa bertukar pikiran dengan mendalami bidang profesi yang sama. Dengan menambah relasi, bisa mendorong kamu untuk lebih berkembang. Siapa tau bisa dapat job juga dari komunitas. Hehe.

6. Mengikuti Update Mengenai Desain dan Teknologi

    Hal ini wajib diperhatikan oleh UI/UX Designer karena perkembangan desain dan teknologi tidak pernah ada hentinya. Desain yang baik yaitu desain yang selalu menyesuaikan dengan kebutuhan sekarang. Jadi supaya terhindar dari kata kuno, kamu harus selalu mengikuti perkembangan desain dan teknologi. Selain itu, penting bagi seorang UI/UX Designer untuk belajar hal baru agar dapat menciptakan produk yang nyaman, informatif, dan up to date.

7. Belajar Time Management

    Dalam membuat tampilan UI atau membuat UX flow, diperlukan hal-hal detail yang cukup menguras waktu, tenaga dan pikiran. Agar dapat menyelesaikan deadline dalam sebuah project tepat waktu, maka diperlukan time management. Kemampuan ini sangat dibutuhkan oleh Perusahaan karena didalam dunia kerja terkadang terdapat pekerjaan-pekerjaan yang mungkin memiliki deadline yang sama sehingga kita bisa memprioritaskan tugas untuk dapat memenuhi kebutuhan Pelanggan atau Klien.

    Nah itu dia tips Meningkatkan Skill untuk Menjadi UI/UX Designer. Semoga bermanfaat dan tetap semangat! :)

Kontemplasi Awal Tahun

    Menjadi orang baik bukanlah suatu hal yang mudah. Terkadang dipandang pura-pura, pencitraan bahkan sering difitnah. Tetapi bagi mereka yang tulus akan tetap melakukannya karena kebaikan tidak butuh pengakuan manusia. Kebaikan itu seperti angin. Tak terlihat namun bisa dirasakan.

Photo by Tairon Fernandez from Pexels

    Tetaplah berusaha menjadi baik. Meski diri ini masih jauh dari kata baik bahkan lebih buruk dari apa yang terlihat. Kita tidak berusaha menjadi lebih baik dari orang lain. Kita berusaha menjadi lebih baik dari diri kita yang dulu. Sebaik-baik manusia adalah dia yang pailng bermanfaat bagi orang lain. Jangan lelah berusaha menjadi baik, jangan bosan menjadi orang baik dan jangan menyesal telah berbuat baik.

    Terkadang kita memandang terlalu jauh tentang kebahagiaan. Pada apa yang orang lain capai, orang lain punya, orang lain lakukan. Padahal kebahagiaan itu dekat, ada dalam dada kita. Dalam hati yang bersyukur

    Menghargai apa yang kita miliki dan tidak menyia-nyiakan keberadaaannya merupakan bentuk rasa syukur atas segala kehendakNya, walaupun tak seindah yang diharapkan. Percayalah bahwa itu adalah karunia Allah.

    Terkadang tanpa kita sadari sesuatu yang kita anggap biasa saja, justru itulah yang sangat berharga untuk kita. Kita akan merasakannya ketika kita telah kehilangannya.

    Seringkali kita menunggu dan berharap hari-hari indah muncul dalam hidup kita tetapi kita lupa bahwa setiap hari ada tersimpan keindahan dan peluang untuk kita hidup bahagia dalam keindahan yang dianugerahkan olehNya

    Selamat datang tahun 2023. Allah masih memberi kita kesempatan bisa menjumpai tahun ini. Semoga kita bisa senantiasa memperbaiki diri dan menjadi orang yang selalu bersyukur.

Search This Blog

Powered by Blogger.

Labels

Pages

Followers