Pada tulisan kali ini Aku ingin sharing tentang tips mengelola keuangan pribadi. Aku memang bukan ahli ekonomi, ini aku tulis berdasarkan pengalaman. Mungkin ini bermanfaat untuk dibagikan. Kalau ada yang tidak sejalan ya tidak apa-apa. Perbedaan adalah hal yang biasa.
Photo by Bich Tran from Pexels |
Prinsip pertama yang Aku pegang adalah “Ketika Allah naikan level keuanganmu, jangan kau naikan gaya hidupmu”. Yang tadinya makan di Warteg setiap hari lalu berubah makan di Restauran hampir setiap hari. Pesan minum-minuman kekinian semacem kopi atau boba sehari tiga kali atau Nongkrong di tempat-tempat fancy setiap pulang kerja. Baru deh akhir bulan makan indomie pake nasi, pinjem uang ke teman buat sekedar makan atau kalo udah kepepet banget minum promag.
Kedua, prioritaskan dulu kewajiban. Ini setiap orang beda-beda ya. Misalnya memberikan sedikit rezeki kita ke orang tua (insyaAllah rezeki terus mengalir melalui doa-doa mereka), bayar tagihan listrik, bayar tagihan internet, ongkos ke kantor selama sebulan, bayar hutang kalau punya hutang, bayar kosan kalau gak tinggal sama orang tua, dan lain sebagainya. Segera bayarkan yang bersifat harian dan bulanan. Menghitung pemasukan dan pengeluaran dalam sebulan supaya tidak lebih besar pasak daripada tiang.
Ketiga, belajar mengendalikan keinginan. Kalau aku sendiri berprinsip barang belum rusak ya belum beli lagi selama masih bisa digunakan dan membeli barang berdasarkan fungsi bukan yang paling update, bukan yang paling gaya, bukan yang ingin dibeli untuk dipamerkan ke orang lain. Beli barang lebih mahal sedikit tidak apa-apa karena untuk dipakai dalam jangka waktu lebih lama. Kan jatuhnya lebih hemat. Daripada beli dengan selisin harga sedikit. Tapi gak awet malah jatohnya boros. Misalnya sepatu, aku baru ganti 2 tahun sekali. Baju juga itu-itu saja yang digunakan. Kalau masih layak tidak perlu beli dan jangan terjebak dengan fast fashion. Hehe.
Keempat, kalau bisa beli barang-barang yang diingikan cash. Jauhi sebisa mungkin kredit atau hutang. Sekarang hutang itu difasilitasin banget di dunia digital dengan menggunakan “pay later”. Beli sekarang bayar nanti. Apalagi untuk kebutuhan sekunder dan tersier. Misalnya meminjam uang untuk beli gadget terbaru. Yang minjemin uangnya aja belum tentu gadgetnya paling baru. Ada kalimat klasik yang sering disampaikan orang-orang "Tapi kan kalo beli rumah gimana cash? Makin lama makin naik harganya. Gak bakalan punya rumah dong?" Kalian gak percaya Allah Maha Kaya? Rahmatnya amat sangat luas tersebar di muka bumi. Logika manusia gak akan sampe. Allah bisa kabulkan dengan mudah, minta saja sama Allah agar dimudahkan untuk memiliki rumah di dunia. Hal-hal yang dibeli secara kredit itu adalah barang-barang yang seharusnya belum layak kita miliki tapi kita memaksa sudah harus memilikinya. Sabar saja. Menabung pelan-pelan. Hidup tanpa hutang, tentram hidupnya. Orang yang paling kaya bukanlah orang yang banyak hartanya. Tapi yang gak punya hutang.
Kelima, buat pos untuk “biaya tak terduga”. Kita gak pernah tau hidup kita kedepannya seperti apa. Seperti yang sudah kita lalu ketika terkena wabah covid19. PHK dimana-mana. Gaji dipotong sampai 50 persen, sedangkan selain untuk kebutuhan sehari-hari, ada juga cicilan yang harus terus dibayarkan. Simple-nya begini sisakan aja uang 10 rb setiap hari. Sebulan sudah 300 rb. 10 bulan sudah 3 juta. Lumayan kan? Dan ketika mendapatkan bonus dari tempat kita bekerja jangan langsung kalap dibelikan apa saja mengikuti nafsu. Tapi bisa kita investasikan atau belikan emas supaya uang kita gak inflasi. Jangan lupa sisakan juga untuk bayar kewajiban yang bersifat tahunan. Seperti bayar pajak kendaraan, rumah, dan lain-lain.
Keenam, jangan mengandalkan satu sumber pendapatan. Buka "keran-keran" lainnya. sehingga bila satu "keran" mampet atau tidak bisa mengeluarkan "air" lagi. Masih ada keran lainnya. Mencoba setiap kesempatan yang datang dan perluaslah silaturahmi.
Ketujuh, jangan lupa bersedekah. Ini ngingetin diri sendiri juga kok. Di dalam rezeki yang Allah titipkan terdapat hak-hak orang lain. InsyaAllah rezeki kita menjadi barokah. Semoga tulisan ini bermanfaat.