10 Tips Untuk Para Kaum Hawa Yang Baru Pertama Kali Ingin Mendaki Gunung

    Gunung bukan merupakan zona nyaman bagi setiap orang. Perjalanan ke puncak gunung dan mendapatkan pemandangan indah itu butuh proses yang tidak mudah. Mendaki gunung menunjukan kamu berani keluar dari zona nyaman dan meninggalkan kemudahan hidup saat di Perkotaan. Mana ada tempat yang nyaman di Gunung? udara dingin, angin kencang dan medan pendakian yang terjal. Nggak ada yang nyaman. Hehe. Tapi, percayalah, saat kamu mau mendaki Gunung, kamu akan berterima kasih kepada alam. Alam akan memberimu inspirasi baru, kebijaksanaan baru dan pengalaman batin yang mendalam. Sehingga, mau tidak mau kamu akan dipaksa untuk terus bertumbuh.


    Berhubung aku adalah wanita yang dulunya suka mendaki gunung, tetapi sekarang sudah pensiun, aku akan sharing beberapa tips untuk para kaum hawa yang baru pertama kali ingin naik gunung. Ini aku rangkum sepengalaman aku ya.

1. Persiapan Fisik dan Psikis

    Buat kamu yang jarang olahraga, mulailah berolahraga minimal seminggu sebelum naik gunung agar otot-ototmu tidak tegang dan shock nantinya. Kamu bisa coba jalan cepat, jogging, berenang dan ketika di Kampus atau Kantor usahakan naik tangga agar nafasmu lebih panjang dan teratur saat di dataran tinggi nanti. Jangan manja! Minimal bisa mengurus diri sendiri saat pendakian agar tidak merepotkan teman.

2. Penting Untuk Tahu Perkiraan Tanggal Menstruasi

    Normalnya, lama siklus menstruasi terhitung dari hari pertama haid hingga terjadi kembali berada di kisaran antara 21–35 hari. Jika kamu mencatat haid sebelumnya terjadi pada 30 Januari dan hari pertama di bulan selanjutnya terjadi pada 23 Februari, maka siklus menstruasi pada tubuh kamu selama 25 hari. Patokan ini dapat membuat kamu memperhitungkan terjadinya menstruasi di bulan-bulan berikutnya. Namun, siklus tersebut juga dapat berubah setiap bulannya dan terbilang normal asalkan masih di rentang antara 21 hari hingga 35 hari.

    Aku pribadi tidak menyarankan untuk mendaki saat menstruasi karena fisik wanita lebih lemah selama menstruasi apalagi di hari pertama dan kedua serta mood-nya gampang berubah. Tapi jika ingin tetap mendaki di rentang tanggal kira-kira kamu akan mengalami menstruasi, persiapkan pembalut dan beberapa pakaian dalam bersih untuk berjaga-jaga. Jangan lupa bawa obat pereda nyeri haid. Letakkan bekas pembalut di kompartemen tersendiri dalam carrier-mu, selalu pisahkan dari barang yang lain.  Jangan malas mengganti pembalut demi menjaga kebersihan dan jangan pernah meninggalkan bekas pembalutmu di atas Gunung.

3. Bawa Produk Sanitasi

    Di atas Gunung nggak ada toilet, jadi mau gak mau kamu harus ikhlas buang hajat di alam terbuka. Aneh? Awalnya iya sih, tapi lama kelamaan juga biasa kok. kamu perlu membawa tisu basah dan tisu kering demi urusan bersih-bersih badan karena terkadang kita tidak bisa memperkirakan soal ketersediaan air. 

    Kalau rasa ingin buang air datang, segera carilah tempat yang tersembunyi. Pilihlah dataran rata yang lokasinya cukup jauh dari tenda, agar tidak ada pendaki lain yang melihat. Buatlah lubang dengan ranting pohon. Kamu bisa juga mengenakan ponco sebagai penutup supaya gak terlalu terekspos.

4. Pelajari Pertolongan Pertama

    Waktu mendaki itu banyak 'kejutan' biasanya. maka dari itu, penting untuk menguasai teknik pertolongan pertama. Hal-hal yang sering terjadi saat pendakian adalah pendarahan, terkilir, hiportemia dan asma. Minimal kamu membawa P3K kecil. Isi kantong P3K biasanya berisi betadine, kasa, gunting, koyo, plester gulung, plester luka instan, minyak kayu putih atau freshcare, asam mefenamat, paracetamol, norit, vitamin dan obat-obatan pribadi jika memiliki riwayat penyakit tertentu yang bisa saja kambuh saat dalam pendakian. Di Gunung gak ada Apotek. Sebisa mungkin sebelum mendaki, kamu harus konsultasi dengan dokter untuk periksa apakah kondisi tubuh aman untuk mendaki. 

5. Packing dengan Benar

    Tas carrier memiliki kapasitas yang besar untuk membawa perlengkapan kita selama berada di gunung. Kapasitas yang besar tersebut berpeluang akan membuat berat yang ditanggung oleh tas carrier akan semakin besar, sedangkan tas carrier tersebut akan digendong oleh kita selama kegiatan pendakian. Diperlukan cara packing carrier yang benar agar kita merasa nyaman dan tidak cepat merasa pegal karena membawa carrier selama berkegiatan di gunung.

    Sebelum barang dimasukkan ke dalam carrier sebaiknya dipisah dalam wadah kecil yang berbeda-beda. Misalkan baju ganti dalam wadah sendiri, bekal makanan dalam wadah sendiri, atau alat masak dalam wadah sendiri. Ini untuk memudahkan ketika ingin membongkar dan mencari barang yang diperlukan.

    Selanjutnya yang paling penting adalah posisi barang berdasarkan beratnya harus diperhatikan. Karena terkait dengan kenyamanan dan menghindari dari cedera selama perjalanan. Barang paling berat harus diletakkan dekat dengan punggung agar barang yang berat tidak membebani pinggul yang dapat menyebabkan susah melangkah. Barang dengan beban ringan bisa diletakkan paling atas atau paling jauh dari punggung. Selain itu, menyeimbangkan berat carrier antara sisi kiri dan kanan juga penting agar memudahkan dalam menjaga keseimbangan selama pendakian, apalagi saat melintasi jalur yang rawan dan berbahaya seperti saat berada di tepi jurang. Kemudian prioritas urutan barang dalam tas juga wajib diperhatikan. Jas hujan atau obat-obatan, itu wajib paling atas karena harus cepat dikeluarkan ketika darurat. Perlengkapan tidur seperti sleeping bag seharusnya berada paling bawah karena perlengkapan ini jarang dikeluarkan atau digunakan hanya ketika akan tidur saja.

    Btw, gak usah bawa perlengkapan yang gak perlu juga ya. Perlengkapan mandi seperlunya aja. Gak akan bisa luluran juga di Gunung. Prioritaskan barang-barang yang memang harus dibawa.

6. Persiapkan Pakaian Yang Nyaman dan Aman

    Selalu bersiap dengan membawa pakaian hingga kaos kaki cadangan serta baju hangat (jaket atau sweater) dari bahan yang cepat kering (pakaian khusus mendaki yang tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis). Sistem layering menjadi salah satu sistem yang bisa diterapkan ketika melakukan pendakian. Ada tiga lapisan yang setidaknya harus dipahami para pendaki mulai dari base layer, mid layer, dan outer layer.

    Base layer merupakan lapisan pertama yang harus dipakai sebelum mendaki. Selain memastikan pakaian mampu menyerap keringat, pada dasarnya base layer berguna menjaga kestabilan suhu tubuh, meski menghadapi temperatur yang ekstrem dan disarankan pilih yang berbahan poliester atau wol. Sedangkan, middle layer atau lapisan pakaian kedua biasanya berbentuk jaket yang bisa menjaga suhu tubuh tetap hangat, meski berada di daerah dengan suhu relatif rendah. Kemudian, bagian outer layer biasanya berfungsi untuk menahan angin dan air agar pakaian di bagian kedua dan pertama tetap dalam kondisi baik. 

7. Lebih Baik Menggunakan Kacamata Daripada Kontak Lens

    Buat kalian yang terbiasa menggunakan lensa kontak, sangat tidak disarankan untuk menggunakanya saat naik gunung. Kenapa? Pertama, kondisi cuaca gunung yang kering dan berdebu kurang steril untuk penggunaan lensa kontak. Kedua, jadwal pendakian yang padat sering tidak memberikanmu waktu untuk copot-pasang-dan meneteskan cairan lensa. Menggunakan kacamata jauh lebih praktis dan aman kok. Pastikan kamu membawa kacamata cadangan untuk berjaga-jaga jika ada kerusakan pada kacamata utamamu.

8. Persiapan Makanan

    Selain barang yang perlu dipersiapkan, persediaan makanan dan minuman yang cukup serta survival kit yang di dalamnya terdapat peralatan untuk membuat api dan memasak juga tak boleh ketinggalan. Daripada membawa chiki-chiki yang tak bergizi, menuh-menuhin tas carrier, tidak mengenyangkan tetapi berkalori tinggi lebih baik membawa bahan makanan yang mengenyangkan dan mudah untuk dimasak seperti oatmeal, umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi (ubi cilembu enak banget ini dibakar di api unggun), roti tawar (sebaiknya sudah diolesi selai. Aku sarankan selai kacang karena kacang mengandung protein yang dapat menjaga kekuatan otot saat pendakian), sosis siap makan, abon, cokelat, madu, susu kemasan sachet atau siap minum, beras (ada kan beras sekarang dalam kemasan sachet tinggal disiram air panas jadi nasi. haha) dan air yang cukup.

    Kenapa aku tidak menyarankan mie instan? walaupun praktis dan enak, kandungan gizi pada mie instan rendah yang bisa menyebabkan mudah lapar kembali. Selain itu mie cenderung menyerap kandungan air dalam tubuh sehingga kita akan lebih cepat haus.

9. Mengajak Teman Wanita Lainnya

    Ada baiknya kamu ditemani mendaki paling tidak dengan satu teman wanita juga dalam satu kelompok. sesama wanita akan mengerti kebutuhan dan keresahan yang mungkin sedikit berbeda dengan laki-laki. Jadi ada teman berbagi.

10. Jujur Soal Kondisi Kesehatan Pada Rekan Pendaki

    Kalau kamu sudah merasa lelah dan tidak kuat melanjutkan perjalanan, bilang saja pada teman-teman satu tim-mu. Mereka pasti mengerti kok! Pulihkan tenaga dengan cemilan madu atau coklat. Luruskan kaki, ambil nafas, dan minum dulu. Lalu lanjutkan perjalanan. Jangan keseringan istirahat juga ya kan sudah latihan fisik sebelumnya. Kalau keseringan nanti mager jalan lagi. Haha. Keindahan pemandangan di puncak bisa jadi penyemangatmu untuk kembali melangkahkan kaki.

    Maaf ya tulisannya panjang banget. Namanya juga kaum wanita kan. Tapi ini demi kenyamanan dan keamanan juga. Jangan pernah takut mencoba! cobalah untuk pertama kali, dapatkan pengalaman dari itu. Dari pengalaman itu akan terlihat mana yang akan mencoba lagi dan mana yang akan mengakhiri. Awas ketagihan lho mendaki gunung. Semoga tipsnya bermanfaat.

9 Tips Mengontrol Pengeluaran Dengan Frugal Living

    Frugal living secara mudahnya dapat kita sebut gaya hidup hemat atau mengurangi pola hidup konsumtif. Hemat tidak sama dengan pelit ya. Dalam konsep hidup hemat bukan selalu mempermsalahkan harga semata namun kualitas pun menjadi bahan pertimbangan. Semua serba dihemat, serba dipangkas, pengeluaran lifestyle dikorbankan demi bisa menabung lebih banyak. Akan terjadi realokasi dari pengeluaran lifestyle ke menabung atau investasi. Ketika kita menerapkan gaya hidup frugal lalu mempuyai sebuah target yang lebih besar maka yang kita sisihkan untuk mencapai target itu akan menjadi lebih banyak.

Photo by Karolina Grabowska from Pexels

    Menurut buku Your Money or Your Life karya Vicki Robin dan Joe Dominguez (2010), tren gaya hidup hemat berawal dari gerakan FIRE (Financial Independence Retire Early) di Amerika Serikat pada tahun 1992. FIRE adalah sebuah gerakan yang dimulai oleh pakar keuangan Vicky dan Joe untuk pensiun pada usia 40 tahun.

    Pada tahun 2007 gerakan ini kemudian semakin populer akibat terjadinya krisis keuangan. Saat itu masyarakat harus membatasi pengeluaran dan bertahan hidup dengan sedikit pengeluaran. Gaya FIRE kemudian menciptakan gaya hidup frugal living.

    Gaya hidup ini lahir akan kecemasan dari perilaku konsumtif yang jika terus dibiarkan maka akan berdampak pada masa depan tanpa tabungan hingga terlilit utang. Gaya hidup frugal adalah gaya hidup dengan konsep hemat yang bisa dilakukan siapa saja dan umur berapa saja berfokus pada kecermatan dalam pengeluaran. 

    Berikut 9 tips mengotrol pengeluaran dengan menerapkan frugal living menurut buku Your Money or Your Life karya Vicki Robin dan Joe Domingue.

1.  Jangan Window Shopping

    Window shopping adalah istilah yang sering digunakan untuk orang-orang yang suka melihat barang yang dipajang di sebuah toko atau katalog online, tanpa punya niatan untuk membelinya. Kalau sedang penat atau memiliki waktu luang cobalah untuk melakukan hobi atau kegiatan lain untuk mengalihkan perhatian. Kalau kita terus-terusan window shopping, sebentar-bentar buka aplikasi hijau, oren, biru yang tadinya kita tidak tertarik membeli, jadi tertarik membeli padahal barang tersebut tidak kita butuhkan.

2. Hiduplah Seusai Kebutuhan

    Tidak perlu mengejar style dan tidak terpengaruh trend. Ada gadget baru launching, tetapi gadget yang dipakai masih bisa digunakan ya tidak perlu membelinya. Apalagi sampai bela-belain cicilan demi gengsi dan buat flexing. Hehe. Jangan sebentar-sebentar self reward. Pastikan kebutuhan pokok sudah terpenuhi terlebih dahulu (sandang, pangan, papan). Pakaian buat ke kantor ada, masih bagus dan masih layak. Makan-makanan yang bergizi bukan cuma makan-makanan yang viral tetapi tidak tubuh kita butuhkan. Bagi yang sudah menikah dan memiliki anak, untuk kebutuhan dan bayaran sekolah sudah disediakan. Tagihan-tagihan bulanan atau tahunan sudah diperhitungkan seperti listrik, bpjs atau asuransi, pajak rumah, kendaraan, dll. Jika mempunyai hutang konsumtif segera dibereskan. Misalnya cicilan kendaraan.

3. Rawat dan Sayangi Apa yang Kita Punya

    Bukan hanya barang tetapi juga kesehatan. Contoh merawat barang misalnya service kendaraan secara berkala. Ganti olinya, isi bensinnya, dibersihkan, dll. Merawat dan menyangi apa yang kita punya akan memperpanjang umur barang kita juga. Kalau contoh merawat kesehatan misalnya kesehatan gigi, disikat 2 kali dalam sehari dan scaling gigi tiap 6 bulan sekali. Kalau gigi sudah bolong kan harus ditambal atau dicabut, kita tidak bisa mendapatkan gigi baru yang alami, yang ada menggunakan gigi palsu.

4. Pakai Sampai Rusak

    Misalnya sepatu lari. Kalau bawahnya sudah aus baru beli lagi bukan koleksi tapi gak dipakai buat lari. hehe. Daripada menggunakan sepatu lari yang sudah kurang layak, nanti ketika lari terpleset malah membahayakan dan menambah biaya rumah sakit. Kalau masih bisa diperbaiki, ya di sol saja daripada beli baru. Begitupun dengan barang-barang lainnya.

5. DIY (Do It Your Self)

    DIY adalah bikin sesuatu sendiri. Coba untuk meluangkan waktu untuk mencari tahu dan terus upgrade diri. Seringnya kita mencari-cari alasan sibuk, daripada membuat atau melakukannya sendiri, kita membayar orang untuk melakukannya atau kita membeli barangnya, padahal kita bisa melakukannya sendiri. Misalnya dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di rumah. Jika ada kaleng cat bekas kita bisa memanfaatkanya menjadi pot tanaman. Bersihkan dulu kaleng tersebut lalu hias sesuai selera. Kita bisa melubangi bagian bawah kaleng tersebut untuk drainase. Gunakan paku dan palu untuk melubanginya. Setelah itu, baru masukan tanah dan tanaman atau bunga yang ingin ditanam. Selesai. Kita telah membuat kerajinan dari limbah.

6. Dana Antisipasi

    Dana antisipasi ini dana yang ditabung dari uang yang sudah dialokasikan untuk kebutuhan pokok. Misalnya smartphone yang kita pakai kira-kira akan berkurang performance-nya paling tidak 5 tahun lagi. Ntah jadi lemot, baterainya sudah tidak awet atau teknologinya sudah tidak relevan lagi. Maka kita sudah menyiapkan dana untuk mengganti smartphone tersebut karena smartphone tersebut penting untuk kita gunakan bekerja. Tentunya dengan pilihan smartphone yang sudah diriset dari jauh-jauh hari. Jadi disesuaikan dengan kebutuhan juga.

7. Beli Barang yang Kualitasnya Bagus

    Dengan membeli barang yang kualitasnya bagus, umur barang juga akan lebih panjang. Misalnya daripada membeli sepatu dengan harga 300 ribu tapi umur barangnya mungkin hanya setahun. Lebih baik menabung untuk membeli sepatu dengan harga 3 kali lipatnya tapi umur barang bisa sampai 5 tahun. Lihat depresiasinya juga. Bukan hanya sekedar harga.

8. Beli Barang dengan Harga yang Lebih Murah

    Maksudnya di poin ini adalah jangan terburu-buru membeli barang. Kita bisa compare harganya dari Toko ke Toko atau liat referensi lainnya di online shop. Kita juga bisa menawar barang. Misalnya ketika pergi ke toko sepatu, sepatu yang kita inginkan hanya tinggal barang display dan itu sesuai dengan ukuran kaki kita, coba negosiasi dengan pelayan tokonya apakah bisa ditawar karena ada noda sedikit tentunya dengan tidak memaksa ya.

    Kita juga bisa membeli barang bekas dengan kualitas yang masih bagus. Toh sama saja kan fungsinya. Jika ingin membeli barang bekas cek kondisinya dengan teliti ya. Kamu bisa coba cari-cari di carousell.

9. Cari Barang Penggantinya

    Cari barang pengganti (subtitutsi) di sini adalah misalnya ketika ingin membeli bahan makanan untuk memasak menu kalau harga telur lagi naik, kita bisa mengganti sumber proteinnya dengan tahu atau tempe atau kalau minyak goreng lagi mahal, cara memasaknya dengan mengurangi yang goreng-gorengan, bisa dengan dikukus atau dipanggang.

    Mungkin segitu aja tipsnya. Biasanya, dengan hidup hemat, kita mendapatkan hasil maksimal dari barang-barang kita. Jadi, kita bisa menggunakan barang yang benar-benar kita butuhkan. Selain itu, kita juga lebih berhati-hati saat ingin membeli barang. Apakah kita benar-benar membutuhkannya atau hanya menginginkannya? Semoga bermanfaat :)

10 Ide Kegiatan Ngabuburit Produktif, Perlu Dicoba!

    Ngabuburit merupakan tradisi yang lekat dengan bulan Ramadan di Indonesia. Menurut KBBI, ngabuburit atau mengabuburit artinya menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa pada waktu bulan Ramadan. Berikut ini beberapa list kegiatan ngabuburit yang produktif dan dapat dijadikan kegiatan mengisi waktu luang saat berpuasa.


1. Membaca Al-Qur'an

    Selain menjalankan puasa selama sebulan lamanya, alangkah baiknya kita melengkapi ibadah kita dengan membaca Al-Qur'an. Kamu bisa melakukan kegiatan ini saat menunggu kendaraan ketika pulang Kantor, di Rumah ataupun di Masjid. Apalagi dibarengi dengan target khatam, pasti lebih semangat membacanya.

2. Mengikuti Kajian

    Bulan Ramadan merupakan waktu yang tepat untuk banyak-banyak melakukan ibadah dan introspeksi diri. Kamu bisa mengisi waktu jelang berbuka dengan ikut pengajian setempat. Biasanya, selama bulan puasa ada lebih banyak pengajian yang digelar, seperti di Masjid terdekat atau pengajian yang diadakan Kantor hingga Sekolahan.

3. Membuat Takjil Sendiri

    Kalau biasanya berburu takjil di Pasar Kaget, mungkin sesekali bisa membuat takjil sendiri. Misalnya membuat kolak, biji salak, es buah ataupun gorengan. Selain lebih hemat, kamu juga mendapatkan porsi yang lebih banyak daripada membeli di Pasar. Tentu saja akan lebih terjamin higienitas-nya.

4. Berolahraga

    Kamu bisa melakukan olahraga dengan intensitas rendah atau sedang. Bisa dengan bersepeda, jalan santai di sekitar Rumah atau pun mengikuti gerakan-gerakan video yang ada di YouTube.

5. Grocery Shopping

    Menghabiskan waktu sebelum berbuka puasa dengan berbelanja kebutuhan mingguan atau bulanan untuk mempersiapkan berbagai menu di bulan ramadan bisa menjadi salah satu ide kegiatan ngabuburit yang menyenangkan.

6. Membaca Buku

    Membaca buku merupakan cara efektif untuk menambah wawasan. Sayang banget kan kalau waktunya hanya dipakai rebahan atau cuma scroll medsos terus-terusan. Kamu bisa membaca buku-buku tentang Islam atau buku-buku sastra seperti novel.

7. Merapihkan Rumah

    Merapikan rumah dapat menjadi terapi yang dapat membantu untuk melepaskan stres maupun kebosanan saat sedang berpuasa. Meluangkan waktu sedikit untuk membersihkan atau merapikan rumah sebelum berbuka puasa juga bisa membantu untuk menyegarkan pikiran, sehingga suasana nyaman dan bersih bisa didapatkan saat berbuka puasa.

8. Menonton Film

    Menonton film juga dapat membantu untuk melepas penat setelah seharian sibuk bekerja. Pastinya, waktu tidak akan terasa ketika digunakan untuk menonton film atau serial, pastikan film atau serial yang ditonton bermanfaat ya. 

9. Berkebun

    Kalau ingin mencoba kegiatan outdoor, bisa mencoba kegiatan berkebun. Kita bisa memanfaatkan pekarangan rumah atau wadah bekas untuk kegiatan menanam. Agar kegiatan berkebun terasa lebih menyenangkan, kita bisa mencoba mengajak anggota keluarga untuk melakukannya bersama.

10. Creative Time

    Waktu luang pada saat ngabuburit bisa juga dimanfaatkan untuk menajamkan sisi kreatif. Bisa dengan menggambar, mewarnai, membuat DIY, kerajinan tangan dan lain sebagainya.

    Mungkin segitu aja tips dari aku. Semoga tipsnya bermanfaat ya. Tetap semangat menjalankan ibadah puasanya teman-teman. Semoga ibadah puasa kita mendapat rida dari Allah SWT :)

8 Manfaat Seseorang Bisa Memasak

    Perdebatan di luar sana mengenai perempuan harus bisa masak dan laki-laki yang bisa masak seringkali diragukan maskulinitasnya tidak akan ada habisnya. Menurut aku pribadi, memasak merupakan skill atau keterampilan dasar yang harus dikuasai seluruh manusia untuk bisa bertahan hidup tanpa memandang gender. Perempuan yang bisa masak menjadi nilai plus dan laki-laki yang bisa memasak pun tidak memalukan sama sekali. Cooking and cleaning is basic life skill not a gender role. Bayangkan jika kamu sedang berada dalam kondisi survival mode, tidak ada warung dan layanan pesan antar yang bisa membantu kamu, hanya ada bahan-bahan makanan mentah. Mau makan apa kalau tidak bisa memasak?

Photo by Dapur Melodi
 

    Bisa memasak bukan berarti tampilan, rasa atau hidangannya seperti buatan seorang Chef di Restauran atau di Hotel Bintang 5. Memasak menu yang simple dan sederhana seperti membuat telur mata sapi, sayur bening, nasi goreng, ayam goreng, dll. Kecuali kantong kamu ekstra tebal sehingga tidak masalah jika setiap hari makan di restoran, atau mampu menggaji ART (Asisten Rumah Tangga) untuk memasak. Aku bahkan suka heran kenapa orang-orang kalau pesan menu di Restauran suka pesan nasi goreng karena kalau di rumahku setiap nasi yang tidak habis itu dibuat menu nasi goreng. Hehe. Jadi, setiap ke restauran aku pasti memesan menu yang tidak biasa dimasak di rumah. 

    Tidak ada ruginya untuk belajar memasak dan membuat menu makanan kita sendiri. Berikut bebrepa manfaat yang bisa kita dapatkan jika bisa memasak.

1. Lebih Hemat

    Dengan memasak membuat pengeluaran kita menjadi lebih hemat. Bebas service charge dan pajak. Apalagi jika kita memasak sekaligus untuk beberapa orang. Porsi dari makanan pun bisa sesuka hati karena kan kita sendiri yang memasaknya.

    Jika setiap hari memesan makanan apalagi memakan makanan-makanan instan melalui ojek online bisa-bisa tidak hanya pencernaan yang protes karena menumpuknya zat yang tidak baik untuk tubuh, tapi dompet juga protes karena uang di dalamnya diambil terus-menerus. Hehe.

2. Lebih Sehat dan Higienis

    Dengan memasakan sendiri, kita bisa memastikan bahan-bahan apa yang digunakan sehingga makanannya lebih sehat. Tidak ada sambel bekas kemarin atau minyak goreng yang dipakai berkali-kali. Kita juga bisa memasak menu yang kita inginkan sesuai dengan selera lidah kita.

3. Siap Menghadapi Situasi Darurat

    Kita tidak pernah tahu akan menghadapi situasi darurat seperti apa. Ntah kita akan terkena musibah seperti menjadi korban bencana alam atau ketika kita ke suatu daerah ternyata jauh dari perkotaan. tidak ada layanan pesan antar makanan. Kita tidak mungkin kan terus menerus makan mie instan? yang ada akan menambah biaya untuk ke Rumah Sakit.

    Hidup ini pun tidak terduga. Jika seorang Ibu tidak capable untuk memasak lagi, seorang Ayah bisa mengambil peran itu. Begitupun sebaliknya.

4. Bisa Dijadikan Peluang Usaha yang Menguntungkan

    Memiliki skill memasak juga bisa membantu kita untuk membuka sebuah peluang usaha. Gak perlu ahli dalam semua masakan, cukup menjadi ahli dalam satu jenis masakan ditambah dengan kreatifitas, dan kita bisa membuka usaha sendiri dari keterampilan tersebut. Skill itu diasah tidak datang dengan sendirinya. Dalam prosesnya pasti akan ada trial dan error. Mungkin banyak yang belum tahu bahwa sebenarnya pedagang kaki lima banyak yang omzetnya bisa melebihi gaji karyawan berbulan-bulan. Hehe.

5. Bisa Memacu Kreativitas

    Kita bisa mencoba berbagai resep di berbagai media platform seperti youtube, tiktok atau instagram kemudian kita bisa modifikasi dan eksplorasi. Dengan memasak dan mengetes rasa, seseorang bisa menghasilkan menu-menu baru. Perempuan atau laki-laki yang pandai memasak dapat menyalurkan kreativitasnya untuk menghasilkan menu spesial yang akan dikenang sepanjang masa oleh keluarganya karena tidak ada menu seperti itu di tempat lain.

6. Belajar Time Management

    Saat memasak, kita harus tahu kapan waktu memasukkan bumbu dan berapa lama waktu untuk memasak sayur atau daging. Secara tidak langsung, hal itu akan membuat kita pandai mengatur dan memperkirakan waktu. Untuk perempuan sendiri yang bisa multitasking, terkadang sambil menunggu masakan matang, mereka bisa sambil membersihkan rumah atau sambil mengerjakan pekerjaan lainnya.

7. Merupakan Salah Satu Cara untuk Menunjukkan Cinta dan Kepedulian

    Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Sesuatu yang diasup sehari-hari untuk memberi kita energi. Pastinya kita semua punya makanan favorit. Ya kan? Makanan itu adalah bentuk cinta dan kepedulian. Bagi yang merantau, sewaktu pulang ke rumah, Ibu nggak akan segan-segan memasakkan menu favorit kita dengan sepenuh hati. Itu adalah ekspresi cinta. Kita akan bahagia dan lahap menyantap masakan Ibu kita. Kangen akan masakan Ibu terobati deh. Food is a giver and food doesn’t talk back. Food is love, love is food!

8. Menghargai Makanan

    Ketika kita memasak sendiri, kita tahu proses dari awalnya bahan mentah menjadi makanan. Apalagi kalau kita harus hidup mandiri. Mulai dari membeli bahan-bahan makanan menggunakan uang, mengolahnya, mengetes rasanya sampai siap disantap. Belajar memasak akan membuat kita lebih menghargai makanan. Saat kita sudah bisa menghargai makanan, kebiasaan membuang-buang makanan akan berkurang secara perlahan.

    Walaupun selesai memasak alat masak pasti banyak yang kotor. Kadang, meja makan pun jadi berantakan. Tetapi, menurut aku memasak adalah satu skill yang cukup worth it untuk dicoba dan dikuasai walaupun hanya dasar. Semoga bermanfaat :)

Pengalaman Short Escape Ke Curug Cigamea Gunung Bunder | Track, Harga Tiket, Review Tempat

    Kalau kamu sedang jenuh dengan rutinitas pekerjaan, bosan dengan pemandangan gedung perkantoran dan gak punya banyak waktu untuk liburan, untuk mengajukan cuti pun tidak memungkinkan, kamu bisa melakukan short escape untuk melihat pemandangan yang indah di sekitar Jabodetabek saat weekend. Salah satunya adalah ke Kawasan Gunung Bunder. 

Gerbang Selamat Datang

    Gunung Bunder terletak di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Gunung Bunder memiliki ketinggian 750-1.050 mdpl dan merupakan wilayah yang ditanami pohon pinus. Aku bersama temanku berangkat dari Depok sekitar jam setengah sepuluh pagi. Ini memang kesiangan karena sempat galau juga jadi berangkat atau tidak mengingat cuaca di bulan maret ini sedang musim hujan. Tetapi pagi itu cuaca sedang cerah. Kami berangkat menggunakan sepeda motor dan melewati Jalan Raya Parung Bogor.

    Perjalanan kami alhamdulillah lancar. Setelah melewati pasar Ciampea, kami tiba di Taman Wisata Gunung Bunder sekitar jam 12 siang via Cibatok. Cuaca siang itu berubah menjadi mendung dan mulai gerimis. Harga tiket masuk ke sini 35 ribu untuk satu sepeda motor dan untuk dua orang. Sepanjang perjalanan kami melewati hutan pinus dan jalan berbatu yang cukup terjal. Hujan mulai turun dengan deras. Akhirnya kami memutuskan untuk meneduh terlebih dahulu di sebuah warung. Aku meminum susu kotak dan 3 keping biskuit yang aku bawa dari rumah untuk mengganjal perut karena sudah memasuki jam makan siang. Temanku memesan indomie rebus dan telur di warung. Kami meminta izin ibu penjaga warungnya untuk salat dzuhur di samping warung yang beralaskan karpet. Airnya dingin sekali. 

    Selain kami, ada beberapa remaja yang memakai seragam pramuka berteduh juga. Sepertinya mereka sekolah di sekitar Taman Wisata Gunung Bunder ini dan sudah terbiasa main ke sini. Beberapa kali kami melihat kendaraan pengunjung Taman Wisata ini naik turun dalam kondisi hujan. Aku tidak membawa jas hujan. Sedangkan temanku hanya punya satu. Jadi, Kami memutuskan untuk menunggu hujan reda saja. Bahaya juga kan membawa kendaraan pada saat hujan di hutan. Selain kabut yang menghalangi pandangan, jalanan yang berbatu dan berlumut juga licin kalau tidak hati-hati. Sambil menunggu hujan reda, aku mengobrol random dengan temanku. Tadinya kami ingin ke Curug Seribu, tapi berhubung treknya lumayan menantang dan cuaca yang tidak memungkinkan, akhirnya kami memutuskan untuk ke Curug Cigamea saja yang dimana lokasinya adalah paling ujung hampir keluar dari Kawasan Halimun Salak.

    Setelah hujan agak reda, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Curug Cigamea. Mengendarai motor di jalanan yang berbatu dan licin memacu adrenalin. Sebelah kiri tebing, sebelah kanan jurang dan tentunya kami selalu berdoa. Pemandangan hutan yang MasyaAllah indahnya. Pohon pinus berjajar rapi menembus langit. Sisi tebing dipenuhi oleh tanaman pakis raksasa yang cantik. Di tengah perjalanan, kami menemui pengendara motor yang terpeleset. Kami membantu mereka bangun. Setelah memastikan semua baik-baik saja, kami pamit jalan duluan. 

    Saat mendekat ke arah Curug Cigamea, jalanan mulai rata, Kami mulai menemukan beberapa rumah penduduk. Semakin mendekat, ternyata banyak sekali vila-vila yang berjajar. Mungkin kalau kemalaman dan masih betah mengagumi alam, bisa menginap di salah satu vila tersebut. Oh iya, dari arah Halimun Salak ke Cigamea ada satu tanjakan yang menikung, itu lumayan horor sih jalannya. Harus hati-hati banget di sini. Alhamdulillah bisa terlewati dengan baik.

    Setelah melewati jalanan yang terjal dan naik turun, kami tiba di pintu masuk Curug Cigamea. Lokasinya tepat di jalan yang menurun. Kami memarkir motor terlebih dahulu di depan pintu masuk. Kendaraan yang terparkir hanya hitungan jari. Mungkin karena cuaca juga sedang tidak bersahabat. Kami diminta membayar 25 ribu rupiah untuk tiket masuk dan sudah termasuk parkir motor. Mungkin tiket masuknya 10 ribu kali ya per orang dan parkir motor 5 ribu rupiah.

    Curug Cigamea berjarak kurang lebih 400 meter dari pintu masuk. Akses jalan dari pintu masuk menuju air terjun tertata rapi dengan tangga konblok berundak. Jalur tersebut sudah dilengkapi dengan pagar pembatas. Saat menempuh jalan ke Curug, kita menempuh jalan yang menurun tajam. Satu anak tangganya saja hampir setinggi 30 cm. Jalannya pun berlumut, hanya bebatuan di tengahnya saja yang aman. Jadi benar-benar pastikan untuk memakai sandal atau sepatu yang bawahnya tidak licin.  Deretan bukit memenuhi pemandangan di sekitar jalur trekking ini. Kami melihat warung-warung kosong dan rusak tak ada lagi penghuninya di sepanjang jalan setapak yang kami lewati. Mungkin karena monyet-monyet liar di Hutan. Dari jalur undakan konblok yang kami lewati ini, kita dapat melihat ketinggian air terjun yang sebenarnya. Karena terlihat cukup jelas saat diperhatikan sisi kiri tebing di depan.

Tangga konblok berundak

    Setelah sekitar 15 menit berjalan. Kami tiba di Curug Cigamea. Curug ini memiliki dua buah air terjun bersebelahan dengan ketinggian 30 meter dan 50 meter. Air terjun pertama debit airnya tercurah menyebar, berdinding tebing hitam dan terkesan keras seperti batu cadas. Air terjun kedua tercurah dari sela-sela tebing diantara tetumbuhan. Dindingnya berupa tebing kemerahan seperti tanah, dengan aliran air yang tetap jernih. Percikan airnya membentuk gerimis. Di bawah curug terhampar bongkahan batu-batu kali besar berwarna hitam pekat. Di sekitarnya pepohonan rimbun. Hawanya sejuk sekali dan airnya dingin.

Curug Pertama

 

Curug Kedua

    Beberapa pengunjung juga menikmati berendam dan duduk bermain air di kolam bawah air terjun.  Tentunya dengan tidak melewati batas aman. Ada juga yang menikmati sejuknya air terjun sambil berdiri di bawah curahannya yang terasa seperti rintik hujan. Kedua air terjun ini cukup aman digunakan untuk berendam di kolamnya yang kehijauan. 

    Selain air terjun, ada penjual gorengan, mie rebus, jajanan, kopi, bahkan sate pun juga ada. Haha. Jika handphone lowbet atau tidak membawa kamera, di sana ada beberapa Bapak-bapak Fotografer yang menawarkan jasanya. Ada toilet dan juga Mushala.

    Karena cuaca mulai germis, setelah berfoto dan bermain air pukul 14.30 kami memutuskan untuk pulang. Lumayan ngos-ngosan menaiki satu demi satu anak tangga yang lumayan tinggi ini. Sekalian olahraga. Hehe. Setelah keluar dari Taman Wisata Gunung Bunder, Di tengah perjalanan pulang, kami salat ashar di Masjid Abdul Kadir, Pamijahan Bogor. Masjidnya besar dan arsitekturnya bagus sekali. Tempat wudhu dan toiletnya nyaman juga. Setelah salat, kami melanjutkan perjalanan pulang. Kami sampai kembali Di Depok pukul 6 sore. Beberapa kali perjalanan terhenti karena hujan yang lumayan deras. Perjalanan yang menyenangkan dan pengalaman yang berkesan. Next, kemana lagi ya? :)

Pengalaman Suka Duka Menjadi Freelance Designer

    Siapa bilang jadi Freelancer itu hidupnya enak terus? setiap pekerjaan pasti ada suka dukanya. Termasuk menjadi Freelance Designer. Di tulisan kali ini aku akan berbagi pengalaman suka duka menjadi Freelance Designer. Semoga tulisan ini bisa mencerahkan siapapun yang ingin menjadi Freelancer di bidang desain. Btw, desain yang aku geluti sementara ini di bidang logo dan branding, desain grafis, desain UI/UX (website dan aplikasi) dan ilustrasi.

Photo by Anna Shvets from Pexels

    Aku mulai dari sukanya dulu ya. Ngomongin dukanya belakangan aja. Hehe. Berikut beberapa poin sukanya menjadi Freelance Designer.

1. Flexibilitas Waktu dan Tempat Kerja

    Berbeda dengan pekerja kantoran yang bekerja dari jam 9 sampai jam 5 sore pada umumnya, menjadi seorang Freelancer bisa mengatur waktu jam kerja sendiri. Mau dikerjain habis subuh, sore-sore sambil ngeteh ataupun tengah malem di saat orang-orang tidur. Kerjanya juga gak harus di satu tempat, kalau bosan kerja di rumah, bisa ke Cafe, staycation ataupun lagi hiking. Selama masih ada sinyal internet tentunya. Hehe. Bebas-bebas aja selama hak klien terpenuhi dan sesuai dengan deadline yang disepakati. Gak perlu menghadapi macet-macetan dan stress di jalan seperti orang kantoran. Gak perlu penampilan yang rapih-rapih. Kerja di rumah pake piyama juga jadi. Hehe. Koordinasi dengan Klien tidak perlu tatap muka secara langsung, bisa melalui vicon, email atau chat. Kalau lagi gak mood atau lagi gak ada ide bisa keluar jalan-jalan sebentar, olahraga, baca buku, tidur atau kegiatan lainnya. Baru kembali bekerja lagi.

2. Income yang Didapat Bisa Lebih Besar dari Karyawan

    Paling seneng kan kalau ngomongin money? Hehe. Sebagai Freelance Designer, income yang didapatkan bisa lebih besar dari gaji orang kantoran dalam satu project atau dalam akumulasi beberapa project dalam sebulan. Bisa dua digit sekali dapat project. Ini tergantung jam terbang, skill dan koneksi Klien ya. Klien-nya kelas kakap atau kelas teri. Tapi bukan berarti uang yang didapat buat hura-hura. Tetap harus ditabung karena hidup tidak mulus-mulus saja. Hehe. 

3. Bisa Memilih Project yang Ingin Dikerjakan

    Kita tidak harus menerima semua project yang ditawarkan untuk dikerjakan. Ambil yang mana yang kira-kira sanggup untuk dikerjakan. Kalau di Kantor kan semua pekerjaan yang datang harus dikerjakan suka atau tidak suka. Tapi gaji segitu-segitu aja. Hehe.

4. Tidak Terlalu Terikat Aturan

    Aturan yang harus dipatuhi hanyalah kesepakatan kita sebagai Freelance Designer dengan Klien dalam hal project yang dikerjakan. Tidak seperti di Kantor yang punya beberapa aturan. Misalnya masalah absensi, kalau terlambat datang ke kantor lima menit potong gaji, telat 10 menit dihitung cuti setengah hari, dan lain sebagainya. Kalau mengajukan lembur, hanya boleh maksimal berapa jam dalam sebulan. Sisanya kerja seikhlasnya. Padahal pekerjaannya lebih banyak daripada waktu yang diberikan dari 9 to 5. Hehe

5. Bisa Menentukan Harga Sendiri

    Kita bisa menentukan harga jasa yang kita berikan dengan perhitungan sendiri untuk beberapa project yang dijalankan. Tetapi ini disesuaikan dengan skill, jam terbang, jenis pekerjaan yang dikerjakan dan deadline pekerjaan juga ya. Semakin upgrade skill dan semakin lama jam terbang, harga jasa juga bisa semakin tinggi. Masih masuk akal lah harganya. Hehe.

    Di balik semua kenikmatan itu, ada juga dukanya dong. Berikut beberapa poin dukanya menjadi Freelance Designer. Apa sajakah itu?

1. Tidak Ada Weekend dan Tanggal Merah

    Saking flexibilitasnya waktu, terkadang kita harus mengerjakan pekerjaan di tanggal merah atau weekend karena deadline atau tengah malam harus vicon atau membalas email/chat dengan Klien kalau beda Negara. Waktu untuk keluarga atau hobi terkadang harus dikorbankan ketika timeline project sedang mepet dan banyak job yang harus dikerjakan atau ada revisi dadakan. Untuk hal ini bisa diatasi dengan manajemen waktu sebenernya, kecuali untuk hal-hal yang bersifat urgent. Freelance dosen't mean Free. Hehe

2. Pendapatan yang Tidak Pasti

    Walaupun income yang didapat bisa lebih besar dari gaji sebulan karyawan kantoran. Tetapi jumlah ini tidak tetap setiap bulan. Kita harus memikirkan bulan berikutnya. Bisa saja bulan berikutnya job yang didapat tidak sebanyak yang didapat bulan ini. Maka, ketika mendapat income yang lebih selalu utamakan untuk ditabung terutama untuk dana darurat. Bukan untuk meningkatkan gaya hidup. Gaya hidup ya bukan kualitas hidup. Kalau gaya hidup tuh misalnya beli barang-barang branded yang tidak sesuai kebutuhan. Kalau kualitas hidup tuh lebih ke kebutuhan, biasanya makan tahu tempe, kalau ada lebih boleh sekali-kali makan ayam atau daging. Hehe.

3. Pembayaran dari Klien yang Telat

    Kalau orang kantoran pasti tanggal gajiannya, menjadi Freelancer keterlambatan pembayaran bisa saja terjadi dan itu terkadang tidak dalam jangka waktu yang sebentar. Bisa ada yang dipending sampai bulan berikutnya. Hehe. Padahal pekerjaan sudah selesai. Saran aku selalu minta DP 50% untuk Klien yang baru menggunakan jasa desain kalian dan jangan kasih file original dan highres-nya sebelum pembayaran dilunasi. Klien menahan hak Freelancer, Freelancer menahan hak Klien. Saling menyerahkan ketika sudah melaksanakan kewajiban masing-masing. Oh iya, sebelum uang dari Klien ada di tangan kalian, jangan hitung dulu sebagai pemasukan bulanan karena bisa saja pembayaran tertunda ini. Jangan tergoda dulu untuk beli ini itu karena dipikiran nanti ada uang project A ini. Beli sesuatu kalau pembayaran memang sudah diterima. Jangan lupa selalu ingatkan Klien untuk segera melunasi pembayarannya ya.

4. Dikira Pengangguran, Ngepet atau Pesugihan

    Karena flexibiltas waktu bekerja dan tempat, dikira tetangga pengangguran karena sering berada di dalam rumah, tidak keluar rumah untuk bekerja pada umumnya. Hampir setiap hari datang tukang paket mengantarkan pesanan ke rumah, dikira tetangga ngepet atau pesugihan karena kalau pengangguran dapet uang darimana. Hehe. Padahal kita di dalam rumah bekerja.

5. Menjaga Kepercayaan dan Loyalitas Klien

    Pekerjaan dari Klien adalah sumber pendapatan dari Freelancer. Makanya perlu menjaga kepercayaan Klien. Jangan mengecewakan Klien dan jangan mengambil pekerjaan bila sudah cukup banyak project yang dipegang. Kalau terlalu sibuk dan tidak bisa meng-handle, resiko besar kehilangan Klien. Mencarinya susah, hilangnya mudah.

6. Bayar Asuransi Kesehatan Sendiri

    Tidak ada jaminan kesehatan untuk Freelancer seperti benefit yang diberikan perusahaan. Jadi, jika ingin menggunakan asuransi kesehatan ya sisihkan income per bulan untuk membayar itu. Kalau tidak ingin menggunakan asuransi, selalu sisihkan untuk dana darurat jika sewaktu-waktu ada pengeluaran tak terduga seperti sakit.

    Mungkin itu saja sharing pengalaman aku. Menjadi Freelancer bukan pilihan terbaik untuk semua orang, jadi memang harus dipikirkan baik-baik sebelum benar-benar menekuninya. Semoga bermanfaat.

Tips Supaya Gak Mager Olahraga

    "Oke, besok mulai olahraga". Begitu statement dalam hati. Tetapi keesokan harinya bangun tidur kesiangan. Lalu scrool gadget berjam-jam. Kemudian tidur lagi. Repeat. Hehe. Nih, Aku akan kasih tips supaya gak mager olahraga dan ini yang aku lakukan juga setiap rasa malas melanda. 

Photo by Pixabay from Pexels

1. Niat

    Apapun yang kita lakukan harus didasarkan pada niat. Begitupun dengan olahraga. Niatnya berolahraga untuk apa. Supaya lebih sehat dan bugar? suapaya awet muda? Supaya merawat jasad yang dititipkan oleh Allah? Coba buat list apa saja yang mendorong kamu supaya gak males olahraga. Jadi, ketika malas melanda semua kembali kepada niat. InsyaAllah kamu akan termotivasi kembali. Motivasi terbesar itu ada pada diri sendiri. Bukan orang lain.

2. Cari Olahraga yang Disukai

    Banyak cabang olahraga yang bisa kamu coba. Baik indoor maupun outdoor. Ada yoga, zumba, lari, badminton, bersepeda, berenang, panahan, berkuda, tenis dan lain-lain. Kamu bisa pilih olahraga apa yang disukai dan lakukan. Mulai dan coba aja dulu. Kalau sudah suka, InsyaAllah selanjutnya bisa konsisten kayak olahraga adalah kebutuhan bukan suatu keterpaksaan.

3. Pakai Baju dan Sepatu Olahraga

    Ketika malas untuk berolahraga, mulailah dengan mengganti pakaian dengan pakaian olahraga dan gunakan sepatu olahraga yang sesuai. Buat wanita, banyak banget baju workout yang lucu-lucu. Ini bisa jadi motivasi dan meningkatkan mood juga. Kalau sudah ganti, masa mau tidur lagi? hehe.

4. Cari Teman Olahraga Bersama

    Menemukan teman yang sefrekuensi dan mempunyai hobi olahraga yang sama tentu mengasyikan dan bisa saling mengingatkan ketika malas berolahraga melanda. Kamu bisa mulai dengan bergabung dengan komunitas. Misalnya kamu suka olahraga lari, bergabunglah dengan komunitas penyuka olahraga lari biar lebih semangat lagi larinya. Kamu juga bisa ikut event-event lari, biar tambah luas lagi pertemanannya. Hehe. Selain itu, Kamu juga bisa ikut kelas-kelas yang biasa diadakan oleh studio-studio olahraga seperti poundfit, zumba, pilates, dll.

5. Just Do It

   Jangan banyak alasan, "just do it". Mau ada temen workout ataupun nggak. Jika cuaca di luar sedang tidak mendukung untuk olahraga outdoor atau ikutan kelas yang diadakan oleh Studio Olahraga, kamu bisa mengikuti gerakan dari video workout di youtube. Memulainya memang berat. Tetapi setelahnya dapat meningkatkan mood dan membuat tubuh serta pikiran menjadi lebih rileks. Balik lagi ke poin pertama, yaitu NIAT.

    Mungkin segitu aja tips supaya gak mager olahraga ala aku. Semoga tipsnya bermanfaat. Ayo lakukan jangan cuma dibaca aja. Hehe. Sehat-sehat ya teman-teman semua :)

Search This Blog

Powered by Blogger.

Labels

Pages

Followers