Pengalaman Menjual Barang Preloved High End

    Di tulisan sebelumnya aku sharing tentang hidup minimalis dengan menjual dan membeli barang preloved. Kali ini aku ingin sharing pengalaman aku menjual barang preloved high end.

    Salah satu hobiku adalah olahraga panahan. Bulan februari tahun lalu aku membeli sebuah busur high end dalam kondisi baru karena memang baru keluar produknya jadi belum ada yang jual second-nya. Hehe. Aku penasaran banget sama expericence menggunakan busur tersebut dan memang rencananya akan aku gunakan untuk pertandingan di bulan april. Tetapi qodarullah harus batal karena awal-awal pandemi covid 19 tidak diizinkan untuk mengadakan event apapun dan setiap orang dianjurkan di rumah saja. 

    Akhirnya aku hanya menggunakan busur itu untuk latihan di rumah selama kurang lebih satu bulan dan sudah tidak penasaran lagi. Haha. Saat itu tidak jelas akan ada event panahan lagi kapan dan menunggu ketidakpastian vaksin ditemukan. Akhirnya aku berpikir untuk menjual busurnya. Aku juga tidak akan intens menggunakannya lagi dan aku masih bisa latihan menggunakan busurku yang wooden

    Aku memasarkan busur preloved itu melalui komunitas dan club panahan, marketplace, sosial media dan juga menawarkannya kepada teman-teman dekat yang memang hobi panahan juga. Tetapi belum menemukan pembeli yang tepat. Hingga ada yang chat aku melalui facebook messanger dan dia menanyakan busur tersebut.  Calon pembelinya dari salah satu Kota di Jawa Tengah dan aku tinggal di Jawa Barat. Dia gak nego sama sekali sama harga yang Aku tawarkan. Aku agak aneh kan karena paling nggak orang sepik nawar-nawar dulu. Namanya juga barang preloved. Aku agak curiga nih. Bener gak sih nih orang. Soalnya calon pembeli sebelum-sebelumnya pada afgan nawarnya. Haha. Apa sultan calon pembelinya nih. Dia bilang itu malah termasuk murah banget untuk busur dengan brand itu dengan pemakaian sebentar. Aku kepoin profile-nya, Aku browsing tentang dia. Ternyata cukup banyak referensi tentang dia. Orang baik sih kalau dilihat.  Calon pembeli ini meminta untuk aku COD saja dengan temannya yang tinggal di Kota yang sama denganku karena biar aman aja. Nanti biar temannya yang mengirimkan barangnya ke tempat tinggalnya. Aku juga prefer COD sih. Selain aku malas packing barangnya gede dan biar lebih aman juga. Kita sama-sama insecure ini. Haha. Akhirnya chat berlanjut ke whatsapp dan bikin group bertiga dengan temannya calon pembeli ini.

    Setelah ngobrol-ngobrol ngalor ngidul bertiga di grup itu, sepertinya mereka memang  berniat serius membeli busurnya. Tetapi tetap harus waspada. Haha.  Akhirnya disepakati untuk COD dengan temannya calon pembeli itu di sebuah showroom mobil. Aku takut sebenernya. Aku mengajak sepupuku buat menemani bertemu dengan orang asing dan ketika tiba di lokasi, temannnya calon pembeli ini telat datangnya. Aku sambil chat dengan teman-teman panahanku kalau aku sedang COD dan menunggu temannya calon pembeli ini. Akhirnya, Dua teman panahanku yang sedang sepedahan di sekitar situ chat aku dan ikut menyusul menemani karena akses-akses jalan dibatasi pada waktu itu. Bingung mau muter kemana lagi rutenya.  Padahal mereka sebenernya kepo siapa orang yang mau membeli busur ini. hahaha.

    Setiap mobil yang masuk kita lihatin aja. Ini bukan ya orangnya? Sampai mobil kesekian kalinya baru ternyata dia orangnya. Aku, sepupuku, kedua temanku dan teman dari calon pembeli itu bertemu di ruang tunggu showroom mobilnya. Numpang lapak ini sekalian teman dari calon pembeli itu service mobil. Teman dari calon pembeli ini sama sekali tidak mengerti tentang panahan. Tetapi tetap aku jelaskan. Lalu kita video call bareng dengan calon pembelinya yang tinggal di Jawa Tengah itu bahwa aku sudah bertemu dengan temannya, membawa barangnya dan akan menyerahkan ke temannya. Ya ampun rame banget di situ dilihatin orang-orang. Untung pake masker kan. Wkwk. Akhirnya sepakat dan pembelinya menstransfer uangnya. Sms dari 3355 muncul. Haha. Alhamdulillah selesai transaksi yang awkward ini.

    Mungkin pengalamanku ini bisa jadi referensi teman-teman ketika ingin menjual barang preloved  high end tetapi calon pembelinya jauh dari tempat kita tinggal kita, takut penipuan, takut barangnya riskan kalau kita yang kirim dan ketakutan-ketakutan lainnya. Bisa dengan cara COD dengan pihak ketiga yang mungkin teman atau saudara yang dipercaya calon pembeli yang dekat dengan tempat kita tinggal. Langsung cair uangnya dan gak perlu repot kirim-kirim barangnya. Semoga bermanfaat.

Hidup Minimalis dengan Menjual dan Membeli Barang Preloved

    Pandemi covid 19 mengajarkan aku untuk bergaya hidup minimalis. Maksudnya gimana tuh? Bersumber dari Breakthetwitch, hidup minimalis maksudnya adalah konsep dimana menjalani hidup dengan barang sesedikit dan sederhana mungkin, namun dapat bermanfaat secara maksimal. Gaya hidup ini didasari dari pemikiran bahwa hampir setiap orang sebenarnya memiliki sesuatu yang tidak terlalu mereka butuhkan, tetapi tetap saja menyimpannya sehingga membuat rumah menjadi penuh. Apalagi perempuan nih berapa tumpuk baju, kerudung atau sepatu di rumah tetapi tetap merasa tidak punya. Dari sekian banyak koleksi paling yang dipakai itu-itu lagi. Hahaha. Laper mata mamang. Begitu liat diskon langsung sikat pas sampe rumah baru mikir buat apa ya? dipakai sekali dua kali. Lalu tertimbun di lemari atau bahkan masih ada tag harganya belum dipakai sama sekali. Haha.

    Saat menerapkan gaya hidup minimalis, sesuatu yang tidak terlalu dibutuhkan perlu segera disingkirkan atau diganti dengan sesuatu yang lebih berguna. “Less is more”. Inti dari gaya hidup ini adalah meninggalkan sikap boros dan berlebihan untuk hidup yang lebih simple namun berkualitas. Meskipun begitu, perlu menjadi catatan bahwa hidup minimalis bukan berarti biaya yang dikeluarkan minimal juga.  Bisa saja biaya lebih mahal di awal. Namun, biaya yang dikeluarkan tidak berlangsung terus-menerus, karena barang yang kamu miliki fungsional, nyaman, dan cenderung dapat tahan lama. Dalam perhitungan jangka panjang pengeluaran akan menjadi lebih hemat.  

    Atas dasar itulah aku menyeleksi beberapa barang yang menurutku tidak akan aku gunakan lagi dan menjualnya sebagai barang preloved yang masih layak pakai dan berfungsi dengan baik. Mungkin orang-orang di luar sana ada yang membutuhkannya juga. Begitupun aku yang lebih suka membeli barang preloved untuk beberapa jenis barang tertentu yang kebutuhannya juga tidak terlalu mendesak dan nilainya terus turun. Ini juga bisa menghemat pengeluaran lho. Tetapi memang harus sabar menyeleksi barang yang sesuai atau paling tidak hampir mendekati sesuai dengan kebutuhan kita.

    Aku termasuk pembeli yang kritis. hehe. Aku pasti tanya dari A Sampai Z sebelum deal. Ya namanya juga kan barang preloved harus tau sejarahnya dari pengguna sebelumnya. Apakah seller-nya amanah juga? Aku juga akan menjelaskan detail dan kondisi barang preloved yang aku jual. Aku malah senang jika calon buyer aktif bertanya supaya dia tahu kondisi, value barang yang dijual dengan harga yang ditawarkan. Biasanya aku menjual dan membeli barang preloved di marketplace facebook, komunitas di facebook, tokopedia, olx dan sosial media. Jual beli barang preloved  cocok banget buat kamu yang suka penasaran dan gampang bosenan sama barang. Setelah merasakan experience-nya dan gak penasaran lalu kamu tidak ingin menggunakannya lagi, kamu bisa menjualnya lagi. Lebih baik menyesal membeli daripada menyesal tidak membeli. Uang bisa dicari tetapi pengalaman adalah sesuatu hal yang terekam dalam memori dan bisa diceritakan kembali. Hehe.

    Jadi kesimpulannya, hidup minimalis membuat diri merasa ‘cukup’. Selain itu, dengan lebih sedikit barang, kita juga akan lebih mudah mengingat letak dari suatu barang dan dengan menjual dan membeli barang preloved, Kita bisa mendapatkan barang yang kita inginkan dengan kondisi yang masih bagus dan dengan harga lebih miring. Hidup senang dompet aman. Hehe. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Bagaimana Rasanya Menjadi Anak Perempuan Tunggal dalam Keluarga?

    Setiap keluarga memiliki kisahnya masing-masing. Kita tidak pernah bisa memilih terlahir sebagai anak sulung, anak tengah, anak bungsu atau anak tunggal. Tapi kita masih bisa memilih bagaimana menyikapi semua persoalan hidup. Dalam kesempatan ini saya ingin sharing bagaimana rasanya menjadi anak tunggal perempuan dalam keluarga. Anak perempuan tunggal dalam tulisan ini maksudnya adalah anak perempuan satu-satunya tanpa saudara kandung laki-laki. Tulisan ini hanya opini pribadi dan berdasarkan pengalaman penulis.

Photo by Monstera from Pexels

    Menjadi anak perempuan tunggal dalam keluarga akan mendapatkan cinta kasih seorang Ayah lebih dari apapun, yang mana setiap orang tau, cinta kasih Ayah adalah cinta kasih terbaik dari semua laki-laki dimuka bumi. Anak perempuan tunggal menjadi teman berbagi Ibu tentang banyak hal. Ia juga yang bertugas untuk menjadi anak dengan kewajiban yang akan sama dengan anak-anak lainnya. Menjadi anak tunggal tidak perlu rebutan apapun di rumah dengan siapapun. Tidak ada ribut-ribut dengan siapapun di rumah karena siapa juga yang diajak ribut. Hehe. 

    Banyak orang yang berpendapat bahwa anak perempuan tunggal adalah anak yang manja, egois, cengeng, tidak mandiri, penakut, boros, keras kepala, bahkan pemalas. Setiap keinginannya yang diutarakan kepada orang tua selalu bisa terealisasi dengan mudah. Perlu diluruskan bahwa karakter Anak tunggal itu sendiri tergantung dari banyak faktor. Mulai dari keluarga, lingkungan, pertemanan, dll. Bukan hanya anak tunggal sepertinya ya. Tetapi karakter setiap anak.

    Anak perempuan tunggal tak selalu buruk, justru karena dia adalah anak perempuan satu-satunya tanpa saudara kandung, ia terbiasa untuk menjadi mandiri dan tidak manja dalam mengerjakan apapun, terbiasa berani dalam menghadapi keadaan yang terjadi karena tak ada tempat baginya untuk berpegang selain dirinya sendiri dan Tuhan. Ia juga terbiasa untuk menghemat  dengan memiliki prinsip sesuatu yang lebih prioritas yang diutamakan, dan juga ia bisa tiba-tiba menjadi yang rajin didalam rumah karena hanya ia yang diandalkan untuk mengerjakan berbagi pekerjaan rumah selain Ibu. Untuk stigma keras kepala, keras kepalanya insyaAllah digunakan untuk hal yang benar dan baik.

    Seandainya orang-orang paham, bahwa menjadi anak perempuan tunggal juga memiliki beban pikul yang berat, sebagai anak perempuan tunggal ia harus berusaha untuk menjadi anak yang membanggakan keluarga, yang dapat diandalkan, yang terlihat sempurna, yang pada dirinya terdapat ekspetasi yang begitu tinggi dari orang-orang di sekelilingnya. Beban yang dia dapatkan justru akan berat karena setiap harapan, impian dan doa orang tua terpusat kepadanya.

    Tapi kan jadi anak tunggal enak gak perlu dibanding-bandingkan dengan kakak atau adik? Ya memang gak akan dibanding-bandingkan dengan yang punya saudara kandung. Tetapi bisa saja dibanding-bandingkan dengan sepupu sendiri, anak tetangga atau anak tunggal dari keluarga lainnya sebagai role model yang hidupnya sempurna.

    Apakah anak tunggal merasa kesepian? Jawaban saya tidak selalu begitu. Hidup mengajarkan saya bahwa persaudaraan itu bukan hanya berdasarkan pada persamaan darah dan keturunan. Blood connection is not evertything! Teman bahkan tetangga pun sudah seperti saudara sendiri.

    Paling ya sedihnya saat orang tua sakit, harus menanggung beban moral sendirian. Bukan beban untuk merawatnya. Tapi beban kesedihan, rasa tidak berdaya, tidak ada tempat berbagi pikiran sebelum mengambil keputusan. Seandainya punya saudara, mungkin bisa saling meringankan beban satu sama lain dan menangis bersama untuk kembali tersenyum.

    Saya rasa kehidupan saya sebagai anak tunggal tidak jauh berbeda dengan kehidupan mereka yang memiliki saudara diluar sana. Dimanja ? Tidak. Dinomor satukan ? Tidak. Dipenuhi segala keinginannya ? Tidak.

    Jadi, buat kamu-kamu yang anak tunggal perempuan, kalian harus semangat ya karena "bahu" kalian adalah "bahu-bahu kuat" yang sudah dipercaya oleh Tuhan untuk memikul tanggung jawab keluarga dan kehidupan kalian sendiri. Semua dipikirkan, diputuskan dan dilakukan sendiri. Toh nantinya ketika kita meninggal juga akan sendirian kan? Semoga tulisan ini bermanfaat.

Peraturan Masuk Mall 2021

    Hari sabtu tanggal 21 Agustus 2021 merupakan pertama kali Aku masuk Mall lagi setelah pandemi. Tapi tujuan ke Mall ini tuh memang karena Aku mengantarkan seseorang dan ada keperluan yang mendesak yang tidak bisa dibeli secara online bukan iseng cuci mata yang dimana kita tahu pada tanggal segitu status masih PPKM Level 4. Selain kita memang harus menggunakan masker, cuci tangan dan protokol kesehatan lainnya, ternyata ada syarat, ketentuan dan beberapa kondisi dimana kita harus beradaptasi ketika masuk Mall. Apa saja itu?

 Photo by Magda Ehlers from Pexels

1. Pengujung diwajibkan sudah vaksin 

    Petugas akan menanyakan apakah kita sudah vaksin atau belum di pintu masuk. Kalau belum vaksin, tidak boleh masuk. Hehehe. Jadi ayo pada vaksin ya. 

2. Install aplikasi peduli lindungi

    Buat yang sudah vaksin, jangan lupa install install aplikasi peduli lindungi. Hal ini untuk membuktikan bahwa kita sudah memiliki sertifikat vaksin. Jadi petugas akan meminta kita untuk scan qr code yang sudah disediakan di depan pintu masuk melalui aplikasi peduli lindungi ini.

3. Anak-anak di bawah usia 12 tahun belum boleh masuk Mall

    Mungkin karena usia di bawah ini masih rentan ya. Tetapi peraturan ini mungkin bisa berubah sewaktu-waktu.

4. Jaga Jarak

    Di setiap eskalator, lift, tempat antrian seperti kasir atau tempat duduk ada tanda silang yang bertujuan agar kita menjaga jarak.

5. Sistem parkir non touch

    Beberapa sistem parkir menggunakan non touch. Jadi kita cukup mendekatkan tangan kita ke arah tombol tiket tidak sampai menyentuh tiket parkir sudah keluar.

6. Pembayaran disarankan menggunakan non cash

    Hal ini termasuk pembayaran parkir juga sudah menggunakan kartu. Jadi jangan lupa isi dompet-dompet digital dan kartu untuk mempermudah hidup. Hehe.

    Mungkin segitu saja update-nya. Ada yang ingin menambahkan berdasarkan pengalaman? Semoga bermanfaat.

Profesi-profesi di Era Revolusi Industri 4.0

    Anak-anak kecil pada era geneasi 90-an ketika ditanya mengenai cita-cita kelak ingin menjadi apa ketika dewasa, jawaban favorit mereka adalah menjadi Dokter, Insinyur, Pilot, Polisi, Guru, Astronot, Presiden. Bahkan ingin ada yang ingin menjadi seperti Pak Habibie yang bisa membuat pesawat terbang sendiri. Apakah cita-cita itu masih menjadi impian generasi pada era digital?

Photo by Harsch Shivam from Pexels

    Teknologi era digital ditandai dengan kemunculan internet yang membuat kehidupan manusia semakin mudah. Pada era Revolusi Industri 4.0 ini, terjadi banyak perubahan-perubahan teknologi digital di berbagai bidang kehidupan manusia, baik di sektor ekonomi, bisnis, perbankan, infrastruktur, maupun komunikasi. 

    Penggunaan teknologi otomatisasi dan teknologi sibernetika di bidang industri, diprediksi akan membuat beberapa profesi menjadi tidak dibutuhkan lagi di masa depan. Kelak pabrik-pabrik akan mengandalkan teknologi komputerisasi, dan tenaga kerja manusia akan digantikan oleh mesin atau robot. Tren ini pun berpengaruh pada pekerjaan di masa mendatang.

"Kunci utama yang perlu diajarkan ke anak untuk persiapan di industri pekerjaan masa depan, nomor satu adalah Teknologi" - Andria Zafirakou, Global Teacher Prize Winner.

    Melihat perkembangan teknologi yang tidak ada habisnya kita bisa 'memprediksi' seperti apa dunia yang nantinya generasi masa depan tinggali kelak. Di mana teknologi akan semakin hebat dan anak akan hidup berdampingan teknologi. Apa saja profesi-profesi baru di Era Revolusi Industri 4.0? Ini aku rangkum dari beberapa sumber yang aku baca.

1. Social Media Specialist

    Munculnya berbagai platform social media yang dijadikan sebagai sarana promosi bisnis melahirkan profesi ini. Social Media Specialist bekerja mengelola seluruh akun media sosial perusahaan dan memiliki tugas dalam perencanaan konten, penulisan caption, dan strategi penjadwalan materi. Selain itu, Seorang Social Media Specialist juga wajib mengetahui cara untuk menganalisa konten kompetitor, mengatur strategi kampanye di media sosial, sekaligus menganalisa target audience. Semakin tinggi engagement rate-nya, maka akan dinilai semakin baik pula reputasi perusahaan tersebut.

2. Content Creator

    Konten Sudan menjadi konsumsi sehari-hari. Apa yang kita baca melalui berbagai platform sosial media, apa yang kita tonton melalui platform youtube ataupun apa yang kita dengar melalui podcast. Saat ini, konten dianggap sebagai salah satu kunci untuk mendatangkan konsumen potensial bagi sebuah bisnis dan dapat menjadi senjata yang powerful dalam strategi branding. Disinilah peran seorang Content Creator. Mereka harus mampu mengemas konten yang menarik agar dapat menggugah Audiens. Beberapa skill yang diperlukan untuk menjadi seorang content creator adalah wajib mengasah kreativitas dalam memproduksi konten, seperti menulis, fotografi, videografi, design dan berbagai media audio, visual maupun audio visual lainnya. 

3. Web dan Apps Developer

    Aktivitas yang serba digital menuntut peralihan dari offline manjadi online. Mau kirim paket pesen kurir pake aplikasi atau mau belanja buka website e-commerce. Website dan apps ibarat kantor atau etalase yang mencerminkan kredibilitas sebuah usaha. Disinilah peran seorang web dan Apps Developer. Web Developer bertugas untuk membuat sekaligus maintenance website. Sedangkan Apps Developer bertugas untuk membuat sekaligus maintenance website. Biasanya di dalam sebuah team terdapat Frontend Developer, Backend Developer dan UI/UX Designer. 

4. Cyber Security

    Segala kemudahan dengan teknologi memunculkan peluang kejahatan di dunia digital  (cyber crime) membuat profesi cyber security (Satpam digital. Hehe) menjadi salah satu profesi paling menjanjikan di masa depan. Profesi ini bertugas untuk menjaga keamanan informasi, keamanan jaringan, hingga perencanaan pemulihan akibat bencana demi sebuah bisnis. Cyber Security digaji cukup besar oleh perusahaan tapi kalo sampai kebobolan, bisa-bisa karir jadi taruhan. Hehe.

5. Data Analyst

    Data merupakan acuan bagi kemajuan sebuah bisnis di suatu perusahaan. Data Analyst bertugas menganalisa data juga harus mampu menjelaskan sebab akibatnya. Oleh karena itu, profesi ini  dituntut untuk memiliki kemampuan analisa yang kuat.

6. Digital Marketer

    Di era revolusi digital dimana banyak orang menggunakan sarana internet sebagai salah satu langkah inovatif dalam hal penjualan dan perdagangan. Secara garis besar, Digital Marketing adalah suatu proses / usaha untuk mempromosikan produk / layanan dengan menggunakan media digital (elektronik), agar dapat menjangkau konsumen secara real time, personal dan relevan. Tugas Digital Marketer bertanggung jawab dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan pemasaran dan branding produknya secara digital (online). Seperti Search Engine Optimization (SEO), Search Engine Marketing, Social Media, Content Marketing, Email Marketing, Video Marketing, dll.

Ada lagi profesi yang masuk list di Era Revolusi Industri 4.0? Semoga bermanfaat.

Kuliah DKV boros?

    Akhirnya kembali bisa menulis lagi setelah banyak drama pekerjaan yang harus diselesaikan. Hehe. Di comment channel youtube aku ada pertanyaan menarik yang bisa aku jadikan tulisan. “Apakah masuk kuliah DKV biayanya besar?”. Jadi, kali ini aku akan sharing pengalaman aku selama kuliah DKV dan biaya-biaya apa saja yang harus dikeluarkan. 

    Sebenarnya untuk biayanya besar atau tidak itu relatif ya. Tetapi, untuk aku yang berasal dari keluarga menengah itu termasuk besar. Hehe. Tetapi jangan jadikan biaya menjadi alasan untuk kamu menyerah sebelum berperang. Ada banyak jalan menuju roma. hehe. Aku akan kasih triknya agar bisa menekan biaya. Wkwk.

Photo by Anthony Shkraba from Pexels

    Besarnya biaya kuliah ditentukan dari jalur mana kamu masuk kuliah. Maksudnya apakah dari jalur tes, jalur prestasi, jalur beasiswa, jalur mandiri, dll. Itu akan mempengaruhi biaya-biaya lainnya seperti biaya pendaftaran, sumbangan dana pendidikan, biaya kuiah per semester, dll. Biaya kuliah Aku sendiri sekitar 2017 an untuk menyelesaikan pendidikan ekstensi dari D3 ke S1 itu hampir menyentuh dua digit per semester. Itu di kampus swasta ya. Sebelumnya aku kuliah D3 dulu di salah satu kampus negeri dan biaya kuliahnya masih di bawah 5 juta. Aku bekerja sambil kuliah waktu itu. Kalian juga bisa mengajukan untuk minta keringanan biaya dengan cara bayar dicicil ke pihak kampus.

    Kuliah DKV untuk semester awal (1-3) itu masih belajar manual menggambar dengan tangan. Banyak sekali peralatan yang harus dibeli. Misalnya  pensil dengan ketebalan berbeda, untuk mata kuliah menggambar dasar. Pensil Warna 24 atau 48 warna, kalau mau ngirit beli 12 atau 6 warna. Lalu bisa mix sendiri warna yang gak ada kalau sabar. Kalau nggak, pinjam sama temen yang tajir dan baik. wkkwkw. Lalu cat poster, cat air, kuas berbagai ukuran, sketchbook dan lainnya. Untuk peralatan-peralatan ini sudah pernah aku share di channel youtube aku klik di sini ya untuk menonton. Untuk membeli peralatan yang lengkap kurang lebih 700 rb an dan setiap bulan aku menganggarkan uang untuk membeli peralatan-peralatan ini sekitar 300 rb an karena kan ada yang harus dibeli lagi kalau habis misalnya segala jenis cat. Aku sering patungan sama teman untuk menghemat dan kita bisa saling sharing. Wkwk.

    Selain mata kuliah menggambar secara manual, ada juga mata kuliah dengan membuat paper, misalnya mata kuliah sejarah seni, marketing komunikasi, dll. Ya alokasikan saja 150 rb perbulan untuk ini. Seringnya tugas-tugas harus cetak berwarna juga. Belum kalau ada kesalahan atau typo print ulang lagi. Wkwkwk. Kalau anak kosan dan mau lebih hemat, patungan saja beli printer dan sharing. Printer akan terpakai sampai akhir semester karena kan untuk syarat kelulusan harus membuat TA (Tugas Akhir) atau skripsi.

    Ketika semester 4 ke atas sudah mulai ada mata kuliah digital. Di level ini sungguh merogoh kocek yang dalam. Ada mata kuliah fotografi. Dibutuhkan peralatan seperti kamera DSLR, tripod, serta aksesoris penunjang lainnya untuk mengerjakan tugasnya. Kalau tidak ada alokasi dana untuk ini lebih baik sewa atau pinjam sama teman yang baik dan tajir. wkwk. Selain kamera, tentu saja perlu laptop atau dengan spek tinggi karena aplikasi-aplikasi yang digunakan untuk mendesain itu berat-berat. Lalu perlu cetak-cetak digital untuk tugas tertentu misalnya membuat packaging, poster, dll.

    Trik utuk meminimalisir pengeluaran selama kuliah adalah pandai-pandailah bergaul dengan senior, junior dan teman seangkatan sekelas dan beda kelas bahkan beda jurusan kalau perlu. Ikut berbagai organisasi. Sungguh membangun networking ini akan menolong hidup sampai kehidupan pasca kampus. Kamu bisa pinjam buku-buku, alat-alat untuk memenuhi tugas kuliah yang sekiranya tidak urgent, tidak harus dimiliki sendiri dan hanya untuk mata kuliah satu semester saja misalnya kamera DSRL tadi. Aku sering pinjam dengan senior-senior di kampus karena kan mereka sudah melewati itu dan kurang memerlukannya lagi. Hehe. Dirawat dan dijaga ya kalau meminjam barang dan jangan lupa dikembalikan. Untuk tugas akhir, aku bahkan meminjam properti milik anak-anak jurusan Teknik Sipil untuk aku gunakan sebagai display. Wkwkwk.

    Lalu sebagai mahasiswa/i DKV, kalian bisa mencoba menjadi freelancer selama kuliah. Tawarkan jasa desain kepada kerabat dekat atau teman-teman sekolah dulu. Bisa juga ikut lomba-lomba desain yang sering diselenggarakan. Lumayan hadiahnya juga bisa buat beli cat air. Wkwkwk. Selain itu bisa juga jadi portofolio kalian dan kalian jadi belajar menghadapi klien yang sesungguhnya.

    Di akhir tulisan ini Aku ingin menyampaikan, untuk teman-teman yang tidak punya privilege, jangan minder. Kalian punya cara yang berbeda untuk meraih kebahagiaan juga kesuksesan. Tugas-tugas anak DKV memang padat dengan deadline dan biaya dikeluarkan memang tidak sedikit, tetapi untuk survive pasti bisa kok dengan keinginan yang kuat dan jangan pantang menyerah serta selalu berdoa agar dimudahkan. Tetap semangat :)

Search This Blog

Powered by Blogger.

Labels

Pages

Followers