Frugal living secara mudahnya dapat kita sebut gaya hidup hemat atau mengurangi pola hidup konsumtif. Hemat tidak sama dengan pelit ya. Dalam konsep hidup hemat bukan selalu mempermsalahkan harga semata namun kualitas pun menjadi bahan pertimbangan. Semua serba dihemat, serba dipangkas, pengeluaran lifestyle dikorbankan demi bisa menabung lebih banyak. Akan terjadi realokasi dari pengeluaran lifestyle ke menabung atau investasi. Ketika kita menerapkan gaya hidup frugal lalu mempuyai sebuah target yang lebih besar maka yang kita sisihkan untuk mencapai target itu akan menjadi lebih banyak.
Photo by Karolina Grabowska from Pexels |
Menurut buku Your Money or Your Life karya Vicki Robin dan Joe Dominguez (2010), tren gaya hidup hemat berawal dari gerakan FIRE (Financial Independence Retire Early) di Amerika Serikat pada tahun 1992. FIRE adalah sebuah gerakan yang dimulai oleh pakar keuangan Vicky dan Joe untuk pensiun pada usia 40 tahun.
Pada tahun 2007 gerakan ini kemudian semakin populer akibat terjadinya krisis keuangan. Saat itu masyarakat harus membatasi pengeluaran dan bertahan hidup dengan sedikit pengeluaran. Gaya FIRE kemudian menciptakan gaya hidup frugal living.
Gaya hidup ini lahir akan kecemasan dari perilaku konsumtif yang jika terus dibiarkan maka akan berdampak pada masa depan tanpa tabungan hingga terlilit utang. Gaya hidup frugal adalah gaya hidup dengan konsep hemat yang bisa dilakukan siapa saja dan umur berapa saja berfokus pada kecermatan dalam pengeluaran.
Berikut 9 tips mengotrol pengeluaran dengan menerapkan frugal living menurut buku Your Money or Your Life karya Vicki Robin dan Joe Domingue.
1. Jangan Window Shopping
Window shopping adalah istilah yang sering digunakan untuk orang-orang yang suka melihat barang yang dipajang di sebuah toko atau katalog online, tanpa punya niatan untuk membelinya. Kalau sedang penat atau memiliki waktu luang cobalah untuk melakukan hobi atau kegiatan lain untuk mengalihkan perhatian. Kalau kita terus-terusan window shopping, sebentar-bentar buka aplikasi hijau, oren, biru yang tadinya kita tidak tertarik membeli, jadi tertarik membeli padahal barang tersebut tidak kita butuhkan.
2. Hiduplah Seusai Kebutuhan
Tidak perlu mengejar style dan tidak terpengaruh trend. Ada gadget baru launching, tetapi gadget yang dipakai masih bisa digunakan ya tidak perlu membelinya. Apalagi sampai bela-belain cicilan demi gengsi dan buat flexing. Hehe. Jangan sebentar-sebentar self reward. Pastikan kebutuhan pokok sudah terpenuhi terlebih dahulu (sandang, pangan, papan). Pakaian buat ke kantor ada, masih bagus dan masih layak. Makan-makanan yang bergizi bukan cuma makan-makanan yang viral tetapi tidak tubuh kita butuhkan. Bagi yang sudah menikah dan memiliki anak, untuk kebutuhan dan bayaran sekolah sudah disediakan. Tagihan-tagihan bulanan atau tahunan sudah diperhitungkan seperti listrik, bpjs atau asuransi, pajak rumah, kendaraan, dll. Jika mempunyai hutang konsumtif segera dibereskan. Misalnya cicilan kendaraan.
3. Rawat dan Sayangi Apa yang Kita Punya
Bukan hanya barang tetapi juga kesehatan. Contoh merawat barang misalnya service kendaraan secara berkala. Ganti olinya, isi bensinnya, dibersihkan, dll. Merawat dan menyangi apa yang kita punya akan memperpanjang umur barang kita juga. Kalau contoh merawat kesehatan misalnya kesehatan gigi, disikat 2 kali dalam sehari dan scaling gigi tiap 6 bulan sekali. Kalau gigi sudah bolong kan harus ditambal atau dicabut, kita tidak bisa mendapatkan gigi baru yang alami, yang ada menggunakan gigi palsu.
4. Pakai Sampai Rusak
Misalnya sepatu lari. Kalau bawahnya sudah aus baru beli lagi bukan koleksi tapi gak dipakai buat lari. hehe. Daripada menggunakan sepatu lari yang sudah kurang layak, nanti ketika lari terpleset malah membahayakan dan menambah biaya rumah sakit. Kalau masih bisa diperbaiki, ya di sol saja daripada beli baru. Begitupun dengan barang-barang lainnya.
5. DIY (Do It Your Self)
DIY adalah bikin sesuatu sendiri. Coba untuk meluangkan waktu untuk mencari tahu dan terus upgrade diri. Seringnya kita mencari-cari alasan sibuk, daripada membuat atau melakukannya sendiri, kita membayar orang untuk melakukannya atau kita membeli barangnya, padahal kita bisa melakukannya sendiri. Misalnya dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di rumah. Jika ada kaleng cat bekas kita bisa memanfaatkanya menjadi pot tanaman. Bersihkan dulu kaleng tersebut lalu hias sesuai selera. Kita bisa melubangi bagian bawah kaleng tersebut untuk drainase. Gunakan paku dan palu untuk melubanginya. Setelah itu, baru masukan tanah dan tanaman atau bunga yang ingin ditanam. Selesai. Kita telah membuat kerajinan dari limbah.
6. Dana Antisipasi
Dana antisipasi ini dana yang ditabung dari uang yang sudah dialokasikan untuk kebutuhan pokok. Misalnya smartphone yang kita pakai kira-kira akan berkurang performance-nya paling tidak 5 tahun lagi. Ntah jadi lemot, baterainya sudah tidak awet atau teknologinya sudah tidak relevan lagi. Maka kita sudah menyiapkan dana untuk mengganti smartphone tersebut karena smartphone tersebut penting untuk kita gunakan bekerja. Tentunya dengan pilihan smartphone yang sudah diriset dari jauh-jauh hari. Jadi disesuaikan dengan kebutuhan juga.
7. Beli Barang yang Kualitasnya Bagus
Dengan membeli barang yang kualitasnya bagus, umur barang juga akan lebih panjang. Misalnya daripada membeli sepatu dengan harga 300 ribu tapi umur barangnya mungkin hanya setahun. Lebih baik menabung untuk membeli sepatu dengan harga 3 kali lipatnya tapi umur barang bisa sampai 5 tahun. Lihat depresiasinya juga. Bukan hanya sekedar harga.
8. Beli Barang dengan Harga yang Lebih Murah
Maksudnya di poin ini adalah jangan terburu-buru membeli barang. Kita bisa compare harganya dari Toko ke Toko atau liat referensi lainnya di online shop. Kita juga bisa menawar barang. Misalnya ketika pergi ke toko sepatu, sepatu yang kita inginkan hanya tinggal barang display dan itu sesuai dengan ukuran kaki kita, coba negosiasi dengan pelayan tokonya apakah bisa ditawar karena ada noda sedikit tentunya dengan tidak memaksa ya.
Kita juga bisa membeli barang bekas dengan kualitas yang masih bagus. Toh sama saja kan fungsinya. Jika ingin membeli barang bekas cek kondisinya dengan teliti ya. Kamu bisa coba cari-cari di carousell.
9. Cari Barang Penggantinya
Cari barang pengganti (subtitutsi) di sini adalah misalnya ketika ingin membeli bahan makanan untuk memasak menu kalau harga telur lagi naik, kita bisa mengganti sumber proteinnya dengan tahu atau tempe atau kalau minyak goreng lagi mahal, cara memasaknya dengan mengurangi yang goreng-gorengan, bisa dengan dikukus atau dipanggang.
Mungkin segitu aja tipsnya. Biasanya, dengan hidup hemat, kita mendapatkan hasil maksimal dari barang-barang kita. Jadi, kita bisa menggunakan barang yang benar-benar kita butuhkan. Selain itu, kita juga lebih berhati-hati saat ingin membeli barang. Apakah kita benar-benar membutuhkannya atau hanya menginginkannya? Semoga bermanfaat :)