Gunung bukan merupakan zona nyaman bagi setiap orang. Perjalanan ke puncak gunung dan mendapatkan pemandangan indah itu butuh proses yang tidak mudah. Mendaki gunung menunjukan kamu berani keluar dari zona nyaman dan meninggalkan kemudahan hidup saat di Perkotaan. Mana ada tempat yang nyaman di Gunung? udara dingin, angin kencang dan medan pendakian yang terjal. Nggak ada yang nyaman. Hehe. Tapi, percayalah, saat kamu mau mendaki Gunung, kamu akan berterima kasih kepada alam. Alam akan memberimu inspirasi baru, kebijaksanaan baru dan pengalaman batin yang mendalam. Sehingga, mau tidak mau kamu akan dipaksa untuk terus bertumbuh.


    Berhubung aku adalah wanita yang dulunya suka mendaki gunung, tetapi sekarang sudah pensiun, aku akan sharing beberapa tips untuk para kaum hawa yang baru pertama kali ingin naik gunung. Ini aku rangkum sepengalaman aku ya.

1. Persiapan Fisik dan Psikis

    Buat kamu yang jarang olahraga, mulailah berolahraga minimal seminggu sebelum naik gunung agar otot-ototmu tidak tegang dan shock nantinya. Kamu bisa coba jalan cepat, jogging, berenang dan ketika di Kampus atau Kantor usahakan naik tangga agar nafasmu lebih panjang dan teratur saat di dataran tinggi nanti. Jangan manja! Minimal bisa mengurus diri sendiri saat pendakian agar tidak merepotkan teman.

2. Penting Untuk Tahu Perkiraan Tanggal Menstruasi

    Normalnya, lama siklus menstruasi terhitung dari hari pertama haid hingga terjadi kembali berada di kisaran antara 21–35 hari. Jika kamu mencatat haid sebelumnya terjadi pada 30 Januari dan hari pertama di bulan selanjutnya terjadi pada 23 Februari, maka siklus menstruasi pada tubuh kamu selama 25 hari. Patokan ini dapat membuat kamu memperhitungkan terjadinya menstruasi di bulan-bulan berikutnya. Namun, siklus tersebut juga dapat berubah setiap bulannya dan terbilang normal asalkan masih di rentang antara 21 hari hingga 35 hari.

    Aku pribadi tidak menyarankan untuk mendaki saat menstruasi karena fisik wanita lebih lemah selama menstruasi apalagi di hari pertama dan kedua serta mood-nya gampang berubah. Tapi jika ingin tetap mendaki di rentang tanggal kira-kira kamu akan mengalami menstruasi, persiapkan pembalut dan beberapa pakaian dalam bersih untuk berjaga-jaga. Jangan lupa bawa obat pereda nyeri haid. Letakkan bekas pembalut di kompartemen tersendiri dalam carrier-mu, selalu pisahkan dari barang yang lain.  Jangan malas mengganti pembalut demi menjaga kebersihan dan jangan pernah meninggalkan bekas pembalutmu di atas Gunung.

3. Bawa Produk Sanitasi

    Di atas Gunung nggak ada toilet, jadi mau gak mau kamu harus ikhlas buang hajat di alam terbuka. Aneh? Awalnya iya sih, tapi lama kelamaan juga biasa kok. kamu perlu membawa tisu basah dan tisu kering demi urusan bersih-bersih badan karena terkadang kita tidak bisa memperkirakan soal ketersediaan air. 

    Kalau rasa ingin buang air datang, segera carilah tempat yang tersembunyi. Pilihlah dataran rata yang lokasinya cukup jauh dari tenda, agar tidak ada pendaki lain yang melihat. Buatlah lubang dengan ranting pohon. Kamu bisa juga mengenakan ponco sebagai penutup supaya gak terlalu terekspos.

4. Pelajari Pertolongan Pertama

    Waktu mendaki itu banyak 'kejutan' biasanya. maka dari itu, penting untuk menguasai teknik pertolongan pertama. Hal-hal yang sering terjadi saat pendakian adalah pendarahan, terkilir, hiportemia dan asma. Minimal kamu membawa P3K kecil. Isi kantong P3K biasanya berisi betadine, kasa, gunting, koyo, plester gulung, plester luka instan, minyak kayu putih atau freshcare, asam mefenamat, paracetamol, norit, vitamin dan obat-obatan pribadi jika memiliki riwayat penyakit tertentu yang bisa saja kambuh saat dalam pendakian. Di Gunung gak ada Apotek. Sebisa mungkin sebelum mendaki, kamu harus konsultasi dengan dokter untuk periksa apakah kondisi tubuh aman untuk mendaki. 

5. Packing dengan Benar

    Tas carrier memiliki kapasitas yang besar untuk membawa perlengkapan kita selama berada di gunung. Kapasitas yang besar tersebut berpeluang akan membuat berat yang ditanggung oleh tas carrier akan semakin besar, sedangkan tas carrier tersebut akan digendong oleh kita selama kegiatan pendakian. Diperlukan cara packing carrier yang benar agar kita merasa nyaman dan tidak cepat merasa pegal karena membawa carrier selama berkegiatan di gunung.

    Sebelum barang dimasukkan ke dalam carrier sebaiknya dipisah dalam wadah kecil yang berbeda-beda. Misalkan baju ganti dalam wadah sendiri, bekal makanan dalam wadah sendiri, atau alat masak dalam wadah sendiri. Ini untuk memudahkan ketika ingin membongkar dan mencari barang yang diperlukan.

    Selanjutnya yang paling penting adalah posisi barang berdasarkan beratnya harus diperhatikan. Karena terkait dengan kenyamanan dan menghindari dari cedera selama perjalanan. Barang paling berat harus diletakkan dekat dengan punggung agar barang yang berat tidak membebani pinggul yang dapat menyebabkan susah melangkah. Barang dengan beban ringan bisa diletakkan paling atas atau paling jauh dari punggung. Selain itu, menyeimbangkan berat carrier antara sisi kiri dan kanan juga penting agar memudahkan dalam menjaga keseimbangan selama pendakian, apalagi saat melintasi jalur yang rawan dan berbahaya seperti saat berada di tepi jurang. Kemudian prioritas urutan barang dalam tas juga wajib diperhatikan. Jas hujan atau obat-obatan, itu wajib paling atas karena harus cepat dikeluarkan ketika darurat. Perlengkapan tidur seperti sleeping bag seharusnya berada paling bawah karena perlengkapan ini jarang dikeluarkan atau digunakan hanya ketika akan tidur saja.

    Btw, gak usah bawa perlengkapan yang gak perlu juga ya. Perlengkapan mandi seperlunya aja. Gak akan bisa luluran juga di Gunung. Prioritaskan barang-barang yang memang harus dibawa.

6. Persiapkan Pakaian Yang Nyaman dan Aman

    Selalu bersiap dengan membawa pakaian hingga kaos kaki cadangan serta baju hangat (jaket atau sweater) dari bahan yang cepat kering (pakaian khusus mendaki yang tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis). Sistem layering menjadi salah satu sistem yang bisa diterapkan ketika melakukan pendakian. Ada tiga lapisan yang setidaknya harus dipahami para pendaki mulai dari base layer, mid layer, dan outer layer.

    Base layer merupakan lapisan pertama yang harus dipakai sebelum mendaki. Selain memastikan pakaian mampu menyerap keringat, pada dasarnya base layer berguna menjaga kestabilan suhu tubuh, meski menghadapi temperatur yang ekstrem dan disarankan pilih yang berbahan poliester atau wol. Sedangkan, middle layer atau lapisan pakaian kedua biasanya berbentuk jaket yang bisa menjaga suhu tubuh tetap hangat, meski berada di daerah dengan suhu relatif rendah. Kemudian, bagian outer layer biasanya berfungsi untuk menahan angin dan air agar pakaian di bagian kedua dan pertama tetap dalam kondisi baik. 

7. Lebih Baik Menggunakan Kacamata Daripada Kontak Lens

    Buat kalian yang terbiasa menggunakan lensa kontak, sangat tidak disarankan untuk menggunakanya saat naik gunung. Kenapa? Pertama, kondisi cuaca gunung yang kering dan berdebu kurang steril untuk penggunaan lensa kontak. Kedua, jadwal pendakian yang padat sering tidak memberikanmu waktu untuk copot-pasang-dan meneteskan cairan lensa. Menggunakan kacamata jauh lebih praktis dan aman kok. Pastikan kamu membawa kacamata cadangan untuk berjaga-jaga jika ada kerusakan pada kacamata utamamu.

8. Persiapan Makanan

    Selain barang yang perlu dipersiapkan, persediaan makanan dan minuman yang cukup serta survival kit yang di dalamnya terdapat peralatan untuk membuat api dan memasak juga tak boleh ketinggalan. Daripada membawa chiki-chiki yang tak bergizi, menuh-menuhin tas carrier, tidak mengenyangkan tetapi berkalori tinggi lebih baik membawa bahan makanan yang mengenyangkan dan mudah untuk dimasak seperti oatmeal, umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi (ubi cilembu enak banget ini dibakar di api unggun), roti tawar (sebaiknya sudah diolesi selai. Aku sarankan selai kacang karena kacang mengandung protein yang dapat menjaga kekuatan otot saat pendakian), sosis siap makan, abon, cokelat, madu, susu kemasan sachet atau siap minum, beras (ada kan beras sekarang dalam kemasan sachet tinggal disiram air panas jadi nasi. haha) dan air yang cukup.

    Kenapa aku tidak menyarankan mie instan? walaupun praktis dan enak, kandungan gizi pada mie instan rendah yang bisa menyebabkan mudah lapar kembali. Selain itu mie cenderung menyerap kandungan air dalam tubuh sehingga kita akan lebih cepat haus.

9. Mengajak Teman Wanita Lainnya

    Ada baiknya kamu ditemani mendaki paling tidak dengan satu teman wanita juga dalam satu kelompok. sesama wanita akan mengerti kebutuhan dan keresahan yang mungkin sedikit berbeda dengan laki-laki. Jadi ada teman berbagi.

10. Jujur Soal Kondisi Kesehatan Pada Rekan Pendaki

    Kalau kamu sudah merasa lelah dan tidak kuat melanjutkan perjalanan, bilang saja pada teman-teman satu tim-mu. Mereka pasti mengerti kok! Pulihkan tenaga dengan cemilan madu atau coklat. Luruskan kaki, ambil nafas, dan minum dulu. Lalu lanjutkan perjalanan. Jangan keseringan istirahat juga ya kan sudah latihan fisik sebelumnya. Kalau keseringan nanti mager jalan lagi. Haha. Keindahan pemandangan di puncak bisa jadi penyemangatmu untuk kembali melangkahkan kaki.

    Maaf ya tulisannya panjang banget. Namanya juga kaum wanita kan. Tapi ini demi kenyamanan dan keamanan juga. Jangan pernah takut mencoba! cobalah untuk pertama kali, dapatkan pengalaman dari itu. Dari pengalaman itu akan terlihat mana yang akan mencoba lagi dan mana yang akan mengakhiri. Awas ketagihan lho mendaki gunung. Semoga tipsnya bermanfaat.

No comments

Search This Blog

Powered by Blogger.

Labels

Popular Posts

Followers