Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Halo semua, kali ini aku ingin bercerita mengenai Glaukoma yang tiba-tiba hadir dalam hidup Ibuku. Glaukoma adalah penyakit mata yang terjadi karena tekanan di dalam mata terlalu tinggi, sehingga merusak saraf mata dan bisa menyebabkan hilangnya penglihatan secara perlahan. Aku tidak ingin menyimpan cerita ini sendiri. Mungkin ada teman-teman yang membutuhkan informasi, jadi aku mencoba sharing melalui tulisan di blog aku ini. Kejadiannya begitu cepat. Awal mulanya ketika aku pulang kerja dan sampai rumah, Ibuku bilang bahwa mata kanannya tiba-tiba tidak bisa melihat dengan normal jika mata kiri ditutup. Beliau hanya melihat cahaya dan seperti kabut putih. Aku tentu saja kaget. Aku bertanya kembali, apakah Beliau mengalami benturan? atau terjadi sesuatu selama aku tinggal bekerja ke luar? kata Ibuku, tidak sama sekali. Karena sudah malam dan pastinya tidak ada dokter spesialis mata di Rumah Sakit, aku memutuskan untuk membeli obat tetes mata ke apotek. Setelah itu aku teteskan ke mata kanan Ibu dan memintanya beristirahat. Mudah-mudahan besoknya sudah sembuh.
Keesokan harinya, aku bertanya kembali pada Ibu bagaimana penglihatannya. Kata Beliau belum ada perubahan. Akhirnya aku memutuskan untuk membawa Beliau konsultasi dengan Dokter Spesialis Mata di salah satu Rumah Sakit. Setelah dicek, Dokter mendiagnosa bahwa Ibu terkena katarak. Aku tentu saja kaget mendengar hal tersebut. Kata Dokter yang memeriksa Ibu, sangat wajar semakin usia bertambah, akan timbul katarak dan penglihatan semakin kurang jelas. Sama saja dengan uban yang mulai tumbuh pada saat di usia lanjut. Jalan satu-satunya adalah dengan operasi untuk mengangkat katarak tersebut. Setelah kunjungan dari Dokter aku mulai mencari tahu tentang katarak, bagimana proses operasi katarak dilakukan, berapa biayanya, aku juga mencari tahu rumah sakit atau klinik yang bisa melakukan operasi katarak.
Setelah melakukan survery dan membandingkan rumah sakit atau klinik, akhirnya aku memutuskan membawa Ibu ke salah satuk Klinik Spesialis Mata. Ketika pertama kali cek, Ibu dicek terlebih dahulu tekanan bola matanya dengan alat bernama tonometer. Ternyata tekanan bola mata ibu berada di angka 41. Tekanan bola mata normal berada di antara 10-21mmHg. Tekanan bola mata dapat bervariasi sepanjang hari, sehingga bukan nilai yang tetap. Jadi, saran dari Dokter adalah menurunkan tekanan bola mata Ibu terlebih dahulu. Dokter meresepkan 3 jenis obat tetes. Obat tetes yang pertama dengan bungkus tube berwarna bening dan tutupnya berwarna biru diteteskan 6 kali sehari setiap 3 jam pada mata kanan dan kiri karena mata kiri Ibu juga sedang radang, obat testes yang kedua dengan bungkus tube warna kuning dan tutupnya berwarna kuning diteteskan setiap 4 jam sekali pada mata kanan. Obat tetes yang ketiga dengan bungkus tube berwarna bening dan tutupnya berwarna hijau diteteskan setiap 12 jam sekali pada mata kanan. Selain itu, Ibu juga diresepkan obat minum yang harus diminum 3 kali sehari setelah makan. Ibu diresepkan obat-obatnya selama seminggu. Seminggu kemudian Ibu baru akan kontrol lagi.
Setelah seminggu berlalu, Ibu kontrol lagi ke dokter mata. Alhamdulillah tekanan bola mata Ibu sudah normal di angka 10 mmHg. Setelah itu, Ibu dijadwalkan operasi pada tanggal 9 desember 2024 dan dilakukan USG mata. Dokter tetap meresepkan obat tetes dengan dosis yang sama tetapi menurukan dosis obat minum Ibu yang tadinya 3 kali sehari menjadi 1 kali sehari agar tekanan bola mata Ibu tetap normal. Hari kamis tanggal 4 desember 2024 sepulang aku kerja, tiba-tiba aku melihat mata Ibu merah. Aku tanya kenapa mata Ibu merah, Ibu bilang tidak apa-apa. Tadi hanya mengobrol dengan tetangga di depan. Aku pikir hanya terkena debu atau asap di luar rumah. Aku bilang sama Ibu, untuk tetap di dalam rumah jika tidak ada kebutuhan urgent keluar rumah. Aku teteskan kembali seperti biasa. Lalu keesokan harinya mata Ibu masih merah, aku menanyakan apakah mau cek ke dokter? Ibu bilang tidak perlu dan mengizinkan aku pergi bekerja. Setelah aku pulang kerja, aku kaget sekali tiba-tiba mata Ibu bengkak besar sekali, merah dan berair sehingga Ibu sulit membuka mata kanannya. Aku langsung bawa Ibu ke Klinik tempat Ibu kontrol. Dokter bilang bahwa mata Ibu mungkin tergigit binatang. Dokter menyarankan untuk kompres sehari tiga kali dan tetap diteteskan obat matanya dan kembali menaikan obat minum Ibu yang tadinya satu kali sehari menjadi tiga kali sehari kembali.
Waktu operasi tanggal 9 desember 2024 yang Aku dan Ibu nantikan tiba. Perjalanan ke Klinik disambut dengan hujan yang cukup deras dan angin yang kencang. Ketika sampai di Klinik, Ibu dicek matanya dengan tonometer dahulu. Ketika mencoba dicek, alat tonometer menunjukan 'error' yang artinya tekanan bola mata Ibu sangat tinggi. Salah satu syarat untuk dilakukan operasi katarak adalah tekanan bola mata yang normal. Perawat meminta Ibu untuk meminum obat dalam bentuk kapsul 1 buah. Perawat berkata obat akan bekerja kurang lebih 30 menit untuk menurunkan tekanan pada bola mata. Setelah 30 menit, Ibu diminta cek kembali di alat tonometer. Qodarullah, tetap hasilnya 'error' dan dokter menyarankan untuk dipending dulu operasinya. Ibu akhirnya dinaikan dosis obat minumnya yang tadinya 3 kali sehari menjadi 4 kali sehari. Pada hari kamis, 14 desember 2024 Ibu mengalami diare dan berlanjut sampai hari minggu. Apa karena kelebihan dosis obat pikirku. Karena aku tidak tega melihat Ibu yang terus diare takut dehidrasi. Akhirnya hari senin tanggal 16 desember 2024 aku memasukan Ibu ke ruang IGD salah satu rumah sakit dan Ibu dirawat selama 3 hari di sana. Setelah Ibu pulang di hari rabu tanggal 18 desember 2024, aku meminta Ibu istirahat dulu baru hari jumat tanggal 20 desember 2024 kontrol lagi ke Klinik Spesialis Mata tempat Ibu kontrol. Aku membawa Ibu kontrol pagi dengan dokter yang berbeda dari biasa Ibu kontrol. Dokter merujuk ke salah satu rumah sakit dengan dokter subspesialis glaukoma untuk Ibu melanjutkan pengobatan karena obat-obat yang sudah diberikan dokter di Klinik tersebut untuk menurunkan tekanan bola mata Ibu sudah maksimal. Ya, diagnosa yang awalnya katarak sekarang bertambah dengan glaukoma. Katarak di mata Ibu sudah terbilang mature bahkan sangat mature dalam waktu yang cepat kurang lebih sekitar satu bulan. Jadi terlihat lingkaran dengan warna putih susu pada lensa mata Beliau. Pada orang normal seharusnya warnanya bening.
![]() |
Warna putih yang terlihat pada lensa |
Setelah dari Klinik, aku langsung membawa Ibu ke Rumah Sakit Rujukan, tetapi dokter yang dituju sedang tidak praktek. Dokter subspesialis glaukoma di Rumah Sakit Rujukan itu hanya praktek setiap senin jam 9 pagi sampai jam 12 siang. Jadi Ibu baru bisa membuat janji dengan dokter subspesialis tersebut di hari senin tanggal 23 desember 2024. Aku dan Ibu menaruh harapan besar dengan dokter yang akan kami temui ini.
Pada tanggal 23 desember 2024, kami datang ke rumah sakit rujukan. Hari senin situasi rumah sakit sangat padat. Kami menuju lantai 2 tempat Klinik Mata. Sebelum menemui dokter, Ibu diperiksa visus mata dan juga tekanan bola mata. Tetapi tekanan bola mata ibu yang sebelah kanan masih tidak terbaca dan alat menunjukan 'error'. Aku sudah sangat pasrah menjalani jalan cerita ini.
Setelah menunggu, Ibu dipanggil ke ruangan dokter. Dokter sub spesialis glaukoma yang memeriksa ibu sangat cantik dan bertutur kata lembut. Hasil pemeriksaan dokter memang tekanan bola mata ibu sangat tinggi sehingga tidak terbaca alat. Dokter meresepkan obat tetes mata dan obat minum untuk menurunkan tekanan bola mata. Setelah itu, kami diminta untuk kontrol lagi minggu depan tanggal 30 desember 2024.
Hari kontrol kedua pun tiba, tetapi hasil pemeriksaan tekanan bola mata ibu masih tinggi. Dokter menambah meresepkan obat berupa syrup dengan dosis 1 botol 100 ml yang rasanya manis sekali untuk dihabiskan sekali minum per hari. Jika 7 hari berarti ibu harus meminum 7 botol syrup manis itu. Syrup manis ini tidak tersedia di farmasi rumah sakit. jadi kami harus membelinya di luar dan ini resep racikan. Ibu diminta kontrol kembali tanggal 6 januari 2025.
Hari kontrol ketiga pun tiba, pemerikasaan menggunakan alat tonometer, tekanan bola mata ibu masih tidak terbaca. Tetapi di alat Slit Lamp tekanan bola mata ibu berada di angka 60 mmHg yang mana itu masih sangat tinggi dari tekanan bola mata yang normal. Karena dengan segala terapi berbagai jenis obat-obatan yang diberikan tekanan bola mata ibu belum juga normal, dokter menyarankan untuk dilakukan tindakan operasi trabekulektomi yang bertujuan untuk menciptakan jalur drainase baru bagi cairan di dalam mata, sehingga dapat mengurangi tekanan mata yang tinggi.
Setelah berdiskusi dengan Ibu, akhirnya kami menyetujui untuk dilakukan operasi. Aku mengurus dokumen yang diperlukan untuk pra operasi. Ibu dijadwalkan operasi pada tangal 16 januari 2025. H min 1 sebelum operasi, Ibu diminta untuk melakukan pemeriksaan radiologi, pengambilan darah ke laboraturium, visit ke dokter penyakit dalam dan dokter anestesi lalu masuk rawat inap sekitar jam 2 siang. Alhamdulillah semua hasilnya bagus sehingga bisa dilakukan operasi. Aku dan Ibu terus berdoa semoga Allah memudahkan dan melancarkan semuanya.
Jam 1 pagi perawat sudah memberikan makanan karena 6 jam sebelum operasi ibu harus puasa. stop memasukan makanan. minum maksimal 2 jam sebelum operasi. jam 6 pagi, perawat memberikan baju operasi, Ibu mandi menggunakan sabun steril dan kemudian berganti menggunakan baju operasi. Jam 7 pagi perawat menjemput Ibu untuk dibawa ke ruang operasi. Aku hanya boleh mengantar Ibu sampai di depan pintu operasi, aku memeluk Ibu dan berdoa semoga operasinya sukses dan Ibu bisa melihat lagi.
Setelah mengantar Ibu, aku kembali ke ruang rawat inap Ibu. Ini pertama kalinya Ibu operasi dan biusnya bius total. Aku menunggu sambil terus berdoa supaya tenang. Alhamdulillah jam 11 siang perawat memberitahu aku bahwa operasi sudah selesai dan aku bisa menjemput Ibu. Mata Ibu ditutup dengan kain kasa dan dilapisi lagi dengan eye shield dop steril. Perawat memberikan 2 obat tetes kepadaku yang harus diteteskan setiap 2 jam sekali pada mata ibu pasca operasi. Ibu masih harus rawat inap semalam lagi. Aku begadang memberikan obat tetes pada mata ibu. Ku lihat mata ibu sangat merah, tetapi masih ada warna putih susu pada lensa mata Ibu karena kataraknya belum bisa diambil. Baru bisa dilakukan operasi katarak setelah operasi trabekulektomi ini. Mata Ibu tidak boleh terkena air selama sebulan dan harus kontrol sesuai jadwal yang dianjurkan dokter untuk memantau hasil operasi.
Alhamdulillah hasil operasi Ibu bagus, tekanan bola mata ibu sudah normal pasca operasi. Ibu tidak perlu meminum dan ditetesi obat-obatan penurun tekanan bola mata. Tetapi masih harus ditetesi obat untuk mengurangi radang pasca operasi yang semakin lama diturunkan intensitas pemberian obatnya. Dari 8 kali sehari, menjadi 6 kali sehari, lalu 4 kali sehari dan 3 kali sehari. Tetapi perjuangan belum berakhir, masih ada PR untuk mengangkat katarak pada mata Ibu. Kondisi Ibu masih hanya melihat cahaya pada mata kanannya.
Aku akan lanjutkan cerita selanjutnya di tulisan berikutnya ya karena ini sudah panjang sekali. Terimakasih kepada teman-teman yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca. Semoga bermanfaat dan sehat selalu :)