Anosmia mulai populer ketika pandemi covid 19 melanda dunia. Ya, salah satu ciri terkena covid 19 adalah mengalami anosmia. Anosmia adalah ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk mencium bau.  Virus covid 19 di awal kemunculannya adalah varian delta dan sekarang berkembang lagi ada yang varian omicron. Aku terkena anosmia sekitar seminggu yang lalu semenjak tulisan ini aku publish. Aku tidak tahu apakah aku terkena virus salah satu varian covid 19 atau tidak karena aku juga tidak mengecekan diri, hanya isolasi mandiri. Yang aku baca di beberapa artikel, varian omicron yang terbaru ini juga tidak menyebabkan anosmia. Hanya seperti flu biasa.


    Aku akan menceritakan awal mula aku mengalami anomsia dan usaha aku untuk menyembuhkannya. Di tulisan sebelumnya dengan judul Kebiasaan Baru Selama Pandemi Covid 19, aku beberes rumah di waktu weekend pada tanggal 19 dan 20 februari 20222. Aku membereskan rumah dari pagi sampai sore di kedua hari itu. sampai gudang penuh debu aku bereskan. Di hari senin berikutnya, aku harus overtime karena pekerjaan sedang hetnic dan itu berlangsung selama 4 hari. jadi selama 4 hari aku begadang hingga pagi. Aku baru tidur sekitar jam 2 pagi selama 4 hari itu. Yang menurutku ikut andil  aku sakit adalah selain kecapean, aku minum air es selama 4 hari begadang itu. Badanku terasa lemas. Aku juga tidak melakukan olahraga sama sekali. Ketika hari jumat malam, aku merasa demam, flu dan sedikit batuk. Badanku panas sekali, aku hanya tidur saja menggunakan selimut dan aku menghirup dan mengoleskan minyak aromaterapi. Keesokan paginya, ibuku membelikan aku obat yang mengandung paracetamol dan juga obat untuk radang tenggorokan karena aku merasa sulit sekali menelan makanan. Kalau menelan makanan atau minuman terasa sakit sekali. Seharian aku hanya minum obat dan bed rest. setelah makan malam dan minum obat, ketika aku ingin menghirup minyak aromaterapi, tiba-tiba aku tidak bisa mencium sama sekali. Aku mencoba mencium bawang putih, sabun, shampo yang ada di kamar mandi pun tidak tercium bau apa-apa. Aku panik malam itu. 

    Aku berusaha tetap positif thinking. Aku melakukan isolasi mandiri. jadi aku tidak kemana-mana. Aku minum obat paracetamol, radang tenggorokan dan obat batuk secara bergantian. aku juga meminum madu dan wedang uwuh. Wedang uwuh adalah minuman khas Jogja dengan bahan-bahan yang berupa dedaunan mirip dengan rempah. Dalam bahasa Jawa, wedang berarti minuman yang diseduh, sedangkan uwuh berarti sampah. Wedang uwuh disajikan panas atau hangat memiliki rasa manis dan pedas dengan warna merah cerah dan aroma harum. Alhamdulillah di minggu itu ada 2 tanggal merah yaitu isra miraj dan juga nyepi. jadi aku bisa beristirahat dengan lebih optimal.

    Anosmia yang kualami berlangsung selama kurang lebih 3 hari. Di dalam kepasrahan dan ketidakberdayaan sebagai manusia, aku hanya bisa berusaha dan berdoa. Ini hanyalah satu dari sekian nikmat yang aku lupakan, yaitu bisa mencium bau. Betapa tidak enaknya tidak bisa mencium bau apapun. Makan pun jadi kurang berselera. Usaha yang aku lakukan agar indera penciumanku kembali adalah dengan bergantian mengendus minyak kayu putih, minyak aromaterapi, bawang putih, parfum yang aku gunakan, sabun dan shampo setiap kali aku membersihkan diri. Sambil aku mengendus, sambil aku mengingat bagaimana aromanya. Alhamdulillah perlahan demi perlahan indera penciumanku kembali dan tubuhku sedikit demi sedikit mulai membaik. Terimakasih Allah telah mengembalikan nikmat ini lagi padaku. Semoga aku bisa senantiasa selalu bermuhasabah diri dan menjadi manusia yang lebih baik lagi. Semoga yang sedang sakit Allah angkat penyakitnya dan bisa sehat kembali. Aamiin.

No comments

Search This Blog

Powered by Blogger.

Labels

Popular Posts

Followers