Hai semuanya sesuai janjiku, aku akan menuliskan lanjutan pasca operasi glaukoma Ibuku. Bagi yang belum membaca part 1 nya bisa KLIK DI SINI supaya nyambung. Hehe. Rumah sakit tempat Ibuku operasi ini di Indonesia kok. Alhamdulillah Allah pertemukan dengan dokter yang kompeten dan baik hati. Ibuku terus melakukan kontrol pasca operasi sesuai jadwal yang dokter berikan. Menurut dokter, operasi katarak baru bisa dilakukan mungkin sekitar 3 bulan pasca operasi glaukoma. Kenapa pada kasus ibuku yang mengalami glaukoma dan katarak secara bersamaan terjadi, dilakukan tindakan operasi glaukoma terlebih dahulu dibanding operasi kataraknya? lagi-lagi menurut dokter glaukoma dapat berkembang lebih cepat daripada katarak, sehingga penanganan glaukoma harus didahulukan. Setelah glaukoma terkontrol dengan baik, operasi katarak dapat dilakukan untuk memperbaiki penglihatan.
Ketika aku bertanya ke dokter kenapa ibuku bisa terkena glaukoma? biasanya untuk kasus sakit glaukoma di usia lanjut karena diabetes, tetapi pada kasus ibu mungkin terjadi karena ibu memiliki riwayat penyakit darah tinggi. Ibu tidak memiliki riwayat diabetes. Glaukoma juga bisa terjadi karena keturunan, sehingga bayi yang baru lahir bisa saja langsung terkena penyakit ini.
Hampir setiap minggu aku dan Ibu berwisata ke rumah sakit. Jika kamu ingin bersyukur atas kasih sayang Allah dalam hidupmu, berkunjunglah ke rumah sakit. Nikmat sehat, bisa menghirup oksigen secara gratis, memiliki organ yang sempurna adalah bentuk nikmat yang sering kita lupakan. Banyak orang tak berdaya di rumah sakit, menggunakan kursi roda, tertatih-tatih berjalan menggunakan tongkat, bahkan untuk bernapas pun harus membeli tabung oksigen. Kesehatan menjadi hal yang mahal.
Alhamdulillah selama kontrol 3 bulan pasca operasi pertama, kesehatan mata ibu semakin membaik sehingga dokter bisa menjawalkan operasi katarak. Selama perawatan, dokter juga melakukan tidakan laser glaukoma pada mata kiri ibuku untuk meminimalisir terjadinya hal yang sama seperti mata kanan. Pada alat Slit Lamp, terlihat jarak lensa dan kornea pada mata kiri Ibu juga dangkal seperti yang kanan. Aku bertanya pada dokter apakah mata kanan ibu bisa melihat normal kembali seperti sedia kala? dokter pun tidak bisa memastikan, tetapi pasti akan dilakukan usaha yang terbaik. Aku kembali mengurus berkas untuk persyaratan operasi Ibu yang kedua. Kejadian ini mengingatkan aku akan kejadian 10 tahun yang lalu dimana aku melakukan hal yang sama ketika ayahku sakit dan aku harus menadatangani dokumen-dokumen. Aku merasa bertanggung jawab atas tanda tangan yang aku lakukan untuk menyambung kehidupan orang tuaku. Setelah semua berkas aku urus, kami tinggal menunggu jadwal operasi.
Akhirnya Ibu mendapatkan jadwal operasi katarak pada hari kamis tanggal 22 mei 2025 melalui WhatsApp. Hari senin tanggal 19 mei 2025, Ibu diminta untuk melakukan prosedur pra operasi seperti pada saat operasi sebelumnya yaitu pemerikasaan ke radiologi, pengambilan darah ke lab, konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam, dokter anestesi dan dokter spesialis mata. Semua dilakukan satu hari. Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar.
Hari H operasi pun tiba. Aku dan Ibu registrasi melalui IGD karena tidak rawat inap pukul 7 pagi sesuai arahan. Setelah menandatangi berkas, Ibu diberikan gelang berwarna pink. Setelah itu, aku mengantar Ibu ke ruang operasi yang berada di lantai 3. Ibu diminta untuk berganti pakaian dengan pakaian operasi. Lalu, sebelum masuk ruang operasi aku dan ibu berdoa terlebih dahulu supaya operasi berjalan dengan lancar. Aku memeluk Ibu sebelum Beliau memasuki ruang operasi. Ibu harus bius total. Aku menanti di ruang tunggu. Operasi yang dilakukan adalah one day surgary, jadi Ibu diperbolehkan pulang setelah menjalani operasi, sehingga tidak perlu rawat inap.
Sekitar jam 1 siang, perawat memberitahuku bahwa operasi telah selesai. Ibu sudah keluar dari ruang operasi. Mata kanan beliau ditutup dengan kain kasa dan dilapisi lagi dengan eye shield dop steril. Beliau bilang masih sedikit pusing. Mungkin karena masih ada efek dari obat anestesi. Aku membantu Ibu berganti pakaian. Setelah itu, perawat memberikan aku dua jenis obat dan mengedukasi aku bahwa Ibu harus ditetesi dua jenis obat tersebut selang 2 jam dan dimulai dari jam 4 sore dan besoknya datang untuk kontrol lagi. Setelah itu, Ibu diperbolehkan pulang.
H plus 1 pasca operasi, Ibu diperiksa oleh dokter. Hasil operasi alhamdulillah bagus. Tetapi tekanan bola mata ibu kembali meningkat menjadi 31 mmHg. Dokter kembali memberikan obat glaukoma. 1 obat tetes yang harus diteteskan sehari dua kalli dan 2 obat minum yang harus diminum sehari 3 kali. Setelah itu, Ibu diharuskan untuk kontrol lagi pada hari senin tanggal 26 mei 2025.
Pada saat kontrol berikutnya, alhamdulillah tekanan bola mata ibu sudah normal. Ketika pemeriksaan visus, mata kanan Ibu sudah bisa membaca juga huruf yang tertera di layar. Alhamdulillah, mata Ibu bisa kembali melihat. Terimakasih atas kasih sayangmu ya Allah. Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah berkehendak. Tetesan air mata, usaha, doa yang tak henti-hentinya selama berbulan-bulan. Dengan sabarnya, Ibu mencoba ikhlas menerima melihat dengan satu mata kiri yang normal sementara. Satu hal yang selalu aku ucap ketika menerima ujian ini 'Ya Allah jauhkanlah aku dan Ibu dari putus asa. Lindungi Kami selalu ya Allah. Hanya Kepada Engkaulah, aku meminta pertolongan'.
Sampai tulisan ini aku posting, Ibu masih kontrol ke Rumah Sakit. Ibu sudah menjalani dua minggu pasca operasi katarak. Masih ada obat tetes yang diberikan tetapi intensitasnya sudah dikurangi. Semoga Ibu sehat selalu, titipan dari Allah yang paling berharga yang harus aku jaga. Melalui tulisan ini, Aku ingin mengucapkan terimakasih kepada saudara, teman-teman dan orang-orang yang selalu mendoakan kesehatan Ibu. Tak lupa juga untuk dokter spesialis mata subspesialis glaukoma dan para nurse yang membantu merawat Ibu. Semoga tulisan ini bermanfaat. Terimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca. Sehat-sehat untuk kita semua. Aamiin :)