Dulu ketika masih anak-anak, aku berpikir rasanya menyenangkan menjadi dewasa, tidak perlu mengerjakan PR, tidak perlu berpanas-panasan mengikuti upacara setiap hari senin, tidak perlu memikirkan ujian, tidak perlu belajar untuk mendapat nilai raport yang bagus dan tidak perlu takut dimarahi guru dan pikiran remeh temeh sebagai anak-anak. Haha. Pikiranku saat itu, menjadi dewasa berarti aku bisa bekerja dan terlihat keren seperti mbak-mbak yang sering aku lihat menggunakan baju ala perkantoran, mendapatkan uang, sibuk mengangkat telpon seperti orang penting, bisa traveling ke tempat yang aku mau, bisa makan makanan kesukaanku, berkumpul bersama teman-teman ngobrolin masa depan. Tetapi realitanya ketika sudah menjadi dewasa tidak seindah imajinasiku ketika waktu masih kecil. Haha.


     Dewasa memang bukan dilihat dari usia, menjadi dewasa adalah pilihan dan menjadi dewasa bisa karena terdesak oleh keadaan. Menurutku, menjadi dewasa berarti memiliki tanggung jawab yang lebih besar. Bukan lagi tentang diri sendiri. Menghadapi realita kehidupan yang lebih kompleks dari sekedar mengerjakan PR, pergi ke sekolah, belajar kelompok, tapi yang ngerjain tugasnya satu orang, menghapal rumus-rumus, tapi ketika dikasih soal gak bisa. Hahaha. Kalau ketika kita masih kecil bergantung pada orang tua, menjadi dewasa berarti kita harus belajar mandiri. Menjadi dewasa berarti siap menghadapi tagihan dan kewajiban lainnya yang harus ditunaikan. Waktu masih kecil kita menggunakan barang-barang yang dibelikan orang tua mungkin tidak dirawat dengan baik. Kalu hilang atau rusak nanti juga dibelikan lagi dengan yang baru. Tetapi, ketika bisa membeli dengan hasil keringat sendiri akan lebih menjaga barang supaya bisa awet digunakan jangka panjang.

    Fase menjadi dewasa akan terbentuk dari proses hidup yang kita lalui. Bagimana peran keluarga, teman dan juga lingkungan karena itu juga akan mempengaruhi pola pikir, pergaulan, tindakan dan gaya hidup. Menurutku, menjadi dewasa berarti kita bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk, berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak, berbesar hati ketika ada yang memberi kritik dan saran karena kita juga tidak bisa menyenangkan semua orang, ketika ada masalah, mencari solusinya bukan saling menyalahkan, mengakui kesalahan jika memang melakukan dan berani meminta maaf, bisa mengontrol emosi, mengerti orang lain tidak hanya egois ingin dimengerti, berani untuk mengambil keputusan karena dalam hidup kita akan dihadapi berbagai macam pilihan.

    “Growing old is mandatory but growing up is optional”. Begitu menurut Carroll Bryant, seorang penulis buku. Semua orang pasti menua, tapi tidak semua orang menjadi dewasa pada saat bertambahnya usia, yang menjadikan tolak ukur sebuah kedewasaan adalah kemampuan untuk memiliki pola pikir yang matang.  Bisa jadi kamu akan bertemu dengan orang yang lebih muda dari kamu, namun pemikirannya lebih dewasa dibandingkan orang yang berusia 30 atau 40 tahun. Kedewasaan tidak datang secara instan, tapi juga tidak bisa sekadar ditunggu begitu saja. Kita harus melatih pola pikir dan sikap dewasa lewat berbagai proses kehidupan. Selamat menjalani proses menjadi dewasa berapapun usia kamu. Semoga bermanfaat :)

No comments

Search This Blog

Powered by Blogger.

Labels

Popular Posts

Followers