Sebenarnya aku gak mau sharing ini karena lelah dengan dunia tipu-tipu. Lama-lama jadi spesialis dunia tipu-tipu nih. wkwkwk. Canda spesialis. Tapi atas dasar kemanusiaan, aku tidak mau terus bertambah korban lagi. Wkwkwk. Jadi aku akan ceritakan kronologinya ya. 

 Photo by Jack Sparrow from Pexels

    Pada sabtu siang tanggal 7 agustus 2021 kemarin, saat mengecek chat di smartphone aku mendapatkan chat dari nomer asing. Begitu aku membuka isinya ternyata mengatasnamakan mitra dari salah satu operator seluler di Indonesia yang berisi sebuah tagihan postpaid atau pascabayar. Aku hendak mengabaikan chat dari nomer asing itu karena aku pikir chat iseng aja dan aku memang tidak menggunakan operator seluler tersebut. Bagaimana bisa aku harus membayar tagihan yang aku sendiri tidak menggunakan operator seluler tersebut? gaib.

    Tetapi Aku penasaran dengan foto yang dikirimkan oleh Si pengirm chat. Begitu Aku buka, semua data yang terlampir di situ benar dataku. Tagihan yang dimaksud sebesar 330 ribu dan itu tagihan selama 3 bulan. Satu bulannya 110 ribu. How come? Kenal nomernya aja nggak. Apalagi memakainya. Paniklah aku. Aku tidak pernah berurusan dengan DC (Debt Collector) seumur hidupku. Ya Allah lindungilah kami dari hal-hal seperti ini. Aku langsung meluncur ke tempat operator seluler yang dimaksud  untuk meminta klarifikasi bagaimana mungkin aku bisa dikenakan tagihan oleh operator seluler yang sama sekali Aku tidak menggunakan operator seluler tersebuh dan nomer asing yang ditagihkan.

    Ketika CS (Customer Service) dari operator tersebut mengecek, semua data valid. Penagihan itu atas namaku. Ternyata setelah ditelusuri mengapa bisa ada penagihan tersebut. Hal itu karena tahun lalu aku pernah membeli smartphone di salah satu Gerai Retail Smartphone.

    Oke Aku akan cerita flashback dulu ketika Aku membeli smartphone itu dan dimana mulainya petaka ini bisa terjadi. wkwkwk. Aku membeli smartphone sudah malam sekitar jam 8 malam di salah satu Gerai Retail Smartphone di sebuah Mall karena smartphone lamaku tiba-tiba mati mendadak dan tidak bisa menyala lagi. Itu smartphone sudah 3 tahun Aku gunakan. Aku cuma ada satu smartphone dan Aku bingung kalau nanti ada yang menghubungiku bagaimana. 

    Begitu sampai di Gerai Retail Smartphone yang ada di Mall itu, aku melihat-lihat dan mencoba kira-kira smartphone mana yang Aku butuhkan. Sales-sales mendekatiku udah kayak artis aja dengan tawaran-tawaran manisnya. Wkwk. Begitu aku memutuskan untuk memilih smartphone-nya, ternyata smarthpone pilihanku itu merupakan paket bundling dengan salah satu operator seluler dan tidak bisa dipisahkan. Jadi sales-nya bilang kalau simcard itu GRATIS karena Aku membeli smartphone tersebut. Aku tidak tertarik dengan simcard gratisan itu karena Aku sudah ada nomer sendiri. Aku tidak mau mengambilnya hanya ingin membeli smartphone-nya. Tetapi dia tetap memaksa. Ketika Aku melihat jenis kartunya ternyata postpaid. Wah makin males kan. Hal-hal yang berbau ‘pake dulu baru bayar’. Wkwkwk. Aku tetep gak mau. Tetapi sales-nya bilang ini cuma kontrak selama 12 bulan. Selama sebulan Aku akan diisikan pulsa sebesar 100 rb. Jadi setahun aku akan diisikan pulsa sebesar 1,2 juta dan nomer itu akan mati setelah setahun kontrak. Yasudah karena sudah malam Aku mau pulang juga kan. Mall juga sudah sepi. Saat itu sedang awal-awalnya adanya virus covid19. Takut juga berlama-lama di luar rumah. Aku mengiyakan untuk menerima simcard opearator seluler itu yang katanya “GRATIS”. Hey sales mulut manis. wkwk. Dan nomer itu diaktivasi olehnya.

    Begitu Aku coba, sinyalnya bener-bener bapuk. Ini sih ditinggal pergi haji balik lagi buka website aja gak kelar-kelar ini loading-nya. Yaudah lah itu nomer aku gak pake dan aku biarkan saja nyangkut di slot simcard yang satunya saja. By the way, itu satu smartphone ada slot dua simcard.

    Sekitar 4 bulan Aku menggunakan smartphone itu, lalu smartphone itu hilang di salah satu supermarket karena diambil orang tanpa aku ketahui ketika sedang mengambil buah. Ya ekonomi kan lagi sulit. Kejahatan merajalela bahkan di supermarket yang suara speakernya dilantunkan doa-doa sekalipun. Begitu meminta ke satpam untuk mencoba mengecek CCTV di supermarket itu, bagian ketika aku merasa smartphone-ku hilang, itu tidak tersorot CCTV nya. Waduh. Udah kerjasama sama orang dalem apa gimana ini? wkwk. 

    Karena tidak membuahkan hasil melalui CCTV akhirnya aku pulang saja untuk mengamankan data-data yang terhubung ke smartphone ku yang hilang itu melalui device ku yang lain. Aku menghubungi teman-teman dekatku bahwa smartphone Aku hilang supaya tidak disalahgunakan. Aku memblokir nomerku juga. Tapi tidak dengan nomer operator seluler dari bundling gratisan ketika membeli smartphone itu karena aku pikir buat apa ketika ditelpon juga tidak bisa lagi. Paling sudah dibuang sama malingnya. Nanti setahun habis kontrak juga akan mati sendiri. Tidak akan diisi pulsa juga. Wkkwk. Yasudah keesokan harinya aku melapor ke kepolisian dan mengurus yang lainnya serta membeli smartphone lagi. 

    Oke balik lagi ke cerita tagihan gaib dari operator seluler itu. Setelah 1 tahun 3 bulan berlalu, datanglah tagihan gak jelas dari DC itu. Ini tagihan ratusan ribu melalui DC? Serius nanya. Apa gak bisa dikomunikasikan baik-baik dulu antara pihak operator seluler itu dengan calon korban? Setelah berdebat cukup lama dengan CS, Aku tetap harus membayarkan tagihan sebesar 330 ribu itu jika ingin menutup nomer tersebut, tagihan dihapuskan dan masalah ini clear. Padahal kartunya saja ketika dicek tidak aktif. Bagaimana bisa ada tagihan? ternyata setelah 12 bulan kontrak untuk jenis kartu postpaid itu, Kita harus ke tempat operator seluler itu jika tidak ingin melanjutkan kontrak. Jika tidak, maka kontrak akan diperpanjang secara otomatis dan tagihan terus bejalan di bulan-bulan berikutnya. Mau dipakai atau tidak, tetap ada tagihan yang harus dibayarkan. Peraturan gila. Yang namanya kontrak adalah kesepakatan bersama kedua belah pihak. Waku awal kesepakatan, batas kontraknya 12 bulan. Salesnya tidak menjelaskan bahwa jika setelah 12 bulan kontrak itu berakhir, maka kontrak tetap dilanjutkan secara otomatis dan tagihan terus berjalan. Yang dia jelaskan adalah nomor akan mati secara otomatis. Lagipula kenapa tiba-tiba langsung tagihan selama 3 bulan? gak ada warning dulu gitu bahwa masa kontrak akan segera habis dan ditawarkan mau dilanjutkan atau nggak? Ini sih keputusan sepihak. Basa basi tagihan 1 bulan dulu gitu kek? kekecilan ya nominalnya kalo cuma ditagih 100 rb per orang yang jadi korban? Ini sih memang mau memeras. Wkwwk. Yasudah akhirnya aku bayarkan karena aku dah capek euy habis sepedahan paginya 25 km. Pengen tidur siang. Aku juga gak mau di-pingpongin dan berlama-lama mengurusi masalah ini karena masih banyak urusan yang lebih penting. Nanti tiba-tiba muncul tagihan gaib lagi di bulan berikutnya kalau tidak segera ditutup nomer itu. wkwk. Semoga jadi daging ya mendapatkan uang dengan cara seperti ini. Makan dah tuh. Aku juga ingin hidup tenang. Gak mau ada tagihan-tagihan gaib lagi yang aku terima. wkwkwk. Cerita udah selesai? BELUM! Masih ada drama!

    Begitu aku pulang ke rumah, sorenya masih ada chat dari DC. Lah? Aku kan sudah membayarkan apa yang tidak Aku gunakan dan nomer itu juga sudah ditutup. Jadi sehari itu aku mendapatkan 5 kali chat dari DC udah kaya shalat cuy 5 kali dalam sehari. Karena merasa terganggu ,Aku menelepon operator seluler-nya lagi dan Si CS bilang nomer itu sudah ditutup dan tidak akan ada tagihan lagi. Si DC yang masih meneror Aku disuruh diabaikan saja. Tapi ganggu banget diabaikan juga. Pengen block dan report tapi nanti bukti chat peneroran hilang. wkwk.

    Besoknya hari minggu chat-nya makin intens sekitar 7 kali kayaknya dalam sehari udah kayak takbir rakaat pertama sholat idul fitri. Wah ini tidak bisa dibiarkan. Memangnya operator seluler itu gak update kepada DC suruhan perusahaannya itu bahwa masalah untuk korban A ini sudah clear? urusin korban lainnya aja kek. Seninnya pagi-pagi Aku balik lagi ke tempat operator seluler itu dan meminta kejelasan mereka mau apalagi. Kenapa masih diteror DC ini woiii. Ngajak ribut kan? aku minta surat keterangan ke CS nya yang menyatakan bahwa nomer itu sudah ditutup tidak ada tagihan lagi. Ternyata supaya Si DC berhenti meneror kata mbak CS nya, Aku sendiri yang membalas chat kepada Si DC itu dengan melampirkan foto bukti sudah dibayarkan tagihannya. Aku foto saat itu juga di tempat provider seluler itu dan mengirimnya ke nomer Si DC. Aku tungguin balesannya apa supaya aku gak rempong-rempong harus bolak balik lagi. Dan 12 menit kemudian dibalas “Terimakasih Kerjasamanya”. Sejak kapan kita bekerjasama? Gak sudi. Wkwkwk. Aku tidak mau membeli gadget Di Gerai Retail Smartphone itu lagi dan tidak mau berurusan dengan operator seluler itu lagi seumur hidup. Bhay. wkwkwk.

    Setelah Aku telusuri ternyata banyak orang yang terkena jebakan batman ini. Kronologinya sama semua. wkwkwk. Beberapa dari mereka tidak membayar tagihan dengan perjuangan membuat tulisan dan mempublikasikannya di website sejenis surat pembaca dan juga sosial media lalu tulisan mereka ditanggapi oleh pihak-pihak yang bersangkutan dengan kekuatan netijen. wkwk. Nominal dan jangka waktu kontraknya juga berbeda-beda. Yang aku sayangkan adalah kenapa salesnya tidak menjelaskan secara detail apa yang dia tawarkan. Tidak ada hal yang ditutup-tutupi. Kenapa tidak jujur saja? Target dari perusahaan yang harus Anda capai sampai mengorbankan orang lain? Konsumen berhak tahu. Hati-hati dengan kata-kata GRATIS ya di dunia tipu-tipu ini. Mungkin ada jebakan batmannya. wkwkk. Ke toilet umum aja bayar kan?

    Oke, begitu ceritanya. Maaf ya panjang tulisannya. Anggap saja uang yang dibayarkan ke operator seluler itu adalah uang belajar. Pengalaman adalah guru yang berharga. Kita dikasih ujiannya dulu baru bisa mengambil hikmahnya. Walaupun awal-awal gak ikhlas banget. wkwkwk. Lumayan atuh 330 rb di masa pandemi gini. Semoga pengalaman bisa diambil hikmahnya ya dan membuat kita menjadi lebih hati-hati. Semoga bermanfaat.

No comments

Search This Blog

Powered by Blogger.

Labels

Popular Posts

Followers