Bismillah. Di tulisanku kali ini aku akan sharing dari pertanyaan beberapa teman yang suka menanyakan baik melalui chat di whatsapp, direct message di sosial media seperti instagram maupun secara langsung "Gimana caranya bisa gambar?"


Photo by Javier Gonzalez from Pexels

        Jawabannya cuma “latihan” dan “praktekan”. Percaya atau nggak, aku adalah Graphic Designer dengan dominan otak kiri. Aku lebih suka ilmu eksak dibandingin ilmu abstrak ini. Hehe. Kok bisa? kalo gambar-gambar itu kan biasanya orang-orang yang dominan otak kanan. Jangankan kalian yang baca, aku aja heran. Teman-teman masa sekolah aku dulu pasti juga tidak menyangka bahwa profesi aku sekarang adalah Graphic Designer. Hehe.

        Dari kecil nilai kesenian aku biasa saja. Bisa dibilang gak ada bakat malah. Hehe. Aku tertarik ke dunia abstrak ini karena melihat temanku yang setiap kali Guru menerangkan pelajaraan eksak, dia malah bikin komik di bukunya paling belakang. Lancar banget lagi gambarnya. Dia menuangkan imajinasinya itu di buku bergaris-garis yang biasa untuk menulis. Lalu aku berpikir, kok dia hidupnya seperti gak ada beban ya sebagai pelajar yang nilai matematikanya minimal harus delapan. Hehe. Terus ketika jam istirahat teman-teman yang lain mengerumuni mejanya ingin membaca komiknya karyanya itu. Dibikin bersambung pula ceritanya sama dia. Kan jadi bikin penasaran. Setiap jam istirahat, dia sering baca komik. Mungkin dari situ inspirasinya. Setiap jadwal mengambil rapot, wali kelas selalu menasehati dia supaya rajin beelajar karena nilai matematikanya selalu merah.
 Stigma yang beredar di masyarakat adalah jika nilai matematika seorang anak merah, anak dianggap bodoh dan tidak memiliki masa depan cerah. Padahal setiap anak istimewa. Dan jago pelajaran matematika bukan parameter dia sukses atau tidak di masa depan. Ini opiniku lho.

        Aku mencoba menggambar seperti dia, tapi malah gak jelas bentuknya. Hehe. Lalu aku berpikir bahwa aku emang tidak berbakat menggambar. Lalu ketika memilih jurusan kuliah, aku gagal tes masuk ke jurusan teknik kimia di salah satu PTN. Aku suka banget sama pelajaran kimia. Amazing aja gitu pake baju lab terus mencampurkan larutan yang berwarna warni seperti di film-film. Lalu ketika mencoba tes di PTN lain, aku menemukan jurusan yang unik, yaitu desain grafis ini.


Photo by Messala Ciulla from Pexels

        Begitu masuk kuliah, ternyata temen-temen sekelas aku jago-jago banget menggambarnya. Mereka ada yang memang hobi dan sebelumnya ada yang sekolah di jurusan multimedia. Minder abis pokoknya. Salah jurusan nih kayaknya. Hehe.  aku gak terlalu serius mengikuti mata kuliahnya. Aku malah asik ikut organisasi sana sini. Hehe. Ketika semester-semester awal kuliah, dalem hati, apaan sih nih gambar-gambar manual pake pensil dikasih arsiran tebel tipis, dari pensil H sampe pensil 8B, dikasih bayangan. Lalu pake cat air yang bleber kemana-kemana karena gak sabar pake kuas yang super mini ukurannya. Pake cat poster yang satu tube-nya mahalnya naudzubillah. Bawa tabung gambar kemana-mana. Setiap masuk kelas tuh stress abis sama matkul ilustrasi yang ada, bukannya enjoy. Pengen cepet udahahan keluar kelas rasanya. Begadang mengerjakan tugas setiap hari yang gak boleh ada cacat sedikit pun. Apa itu weekend dan tanggal merah? Teman-teman satu angkatan aku ada juga yang berguguran gak kuat sampai menangis merasa salah jurusan karena sering dapet nilai yang kurang baik. Ada juga yang ikut tes lagi dengan jurusan berbeda tahun berikutnya di kampus lain. Hehe. Pokoknya penuh drama. Aku gak merasa bego sendiri juga jadinya. Hehe.

        Well, tapi aku gak menyerah. Aku harus menyelesaikan apa yang telah aku mulai. Aku mencoba membaca buku-buku desain, bertanya pada senior-senior di kampus yang sudah lebih berpengalaman, meliat karya teman-teman yang lain, mencari referensi lain di internet. Lalu latihan dan praktekan. Aku tidak menyangka aku akan menyukai dan istiqomah dalam bidang ini. Mungkin ini jalan cerita dari Allah juga.

    “If you never try, you’ll never know”. Semua butuh proses. Jadi buat teman-teman di luar sana tetap semangat dan terus mencoba. Jangan pernah menyerah ketika kamu masih mampu berusaha lagi. Tidak ada kata berakhir sampai kamu berhenti mencoba :)

No comments

Search This Blog

Powered by Blogger.

Labels

Popular Posts

Followers