Buat kamu yang lulusan DKV atau yang ingin terjun ke dunia desain grafis, secara garis besar ada dua pilihan dalam berkarir, yaitu menjadi Freelancer Designer atau InHouse Designer. Apa sih perbedaan keduanya? lalu apa kelebihan dan kekurangannya?


Freelancer Designer

    Memilih berkarir sebagai Freelancer Designer artinya bekerja berbasis project dimana Desainer memiliki kontrak dengan Klien dan menyerahkan pekerjaannya kepada Klien dalam jangka waktu tertentu. Desainer mendapatkan bayaran sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan sebelumnya. Tentu saja memutuskan untuk menjadi Freelancer Designer memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut aku coba sharing berdasarkan pengalaman ya.

Kelebihan Freelancer Designer

1. Flexibilitas Dalam Pekerjaan

    Hal ini terkait dengan waktu pengerjaan, jenis pekerjaan yang ingin digarap dan banyaknya project yang ingin dikerjakan. Kamu bisa mengerjakan kapanpun dan dimanapun kamu mau. Kamu gak dipaksa untuk mengambil pekerjaan yang kamu merasa itu bukan jalur kamu dan kamu gak sanggup. Misalnya kamu seorang Freelancer Designer dengan spesialisasi di bidang illustrasi buku anak, ya kalau ada tawaran desain pembuatan logo yang datang, gak ada yang memaksa kamu untuk mengambil dan mengerjakan project itu. Kamu bisa fokus untuk mengambil project yang memang berhubungan dengan illustrasi buku anak-anak sesuai dengan portofolio dan personal branding yang ingin kamu bangun. Kamu bebas menentukan ingin mengambil berapa project dalam sebulan asal disesuaikan dengan kesanggupan ya. Tetap jaga kesehatan :)

2. Bebas Memasang Charge Project

    Kamu bebas mengatur tarif atau harga dari jasa desain yang kamu tawarkan. Tetapi harus berdasar ya hitungannya. Kamu bisa menghitung dengan beberapa metode. Misalnya mulai dari modal kamu keluarkan untuk membeli peralatan untuk menunjang menyelesaikan project yang ditawarkan, biaya sehari-sehari seperti listrik dan internet, waktu dan biaya yang kamu habiskan untuk menempuh pendidikan dan biaya-biaya lainnya. Semakin tinggi jam terbang dan kemapuan seorang Freelancer Designer, semakin mahal charge yang ditawarkan ke Klien.

Kekurangan Freelancer Designer

1. Pendapatan yang Tidak Pasti

    Karena bekerja berdasarkan berapa banyak project yang digarap dan dengan harga yang berbeda-beda, jadi pendapatan dalam sebulan bervariasi. Kadang naik dan kadang turun. Tidak sepeti gajian karyawan kantoran yang bekerja full time yang sudah ditetapkan perbulannya. Walaupun bisa jadi nilai dari satu project senilai lebih dari satu bulan gajian Desainer yang bekerja di perusahaan dan di bulan itu kamu bisa mendapatkan 2 sampai 3 project, tetap harus memilah milih dalam hal pengeluaran ya karena tidak ada jaminan tunjangan kesehatan, transportasi dan makan. Belum lagi jika ada biaya tidak terduga lainnya. Jadi kamu sendiri yang mengaturnya.

2. Tuntuan Profesionalitas yang Tinggi

    Pekerjaan seroang Freelancer Designer bergantung pada kepuasaan Klien. Jika Klien puas dengan hasil yang diberikan dengan uang yang sudah dia keluarkan, Klien akan terus menggunakan jasa kita karena sudah merasa cocok dan bisa juga dia merekomendasikan ke Koleganya untuk menggunakan jasa kita. Hehe. Jadi siap sedia dan fast response ketika klien membutuhkan. Selalu berikan yang tebaik.

3. Dituntut Memiliki Banyak Kemampuan

    Maksudnya di sini adalah tidak hanya memiliki kemampuan teknis dalam hal desain. Tetapi diperlukan kemampuan pendukung lainnya seperti marketing, public relations, administrasi, keuangan dan lain-lain. Hal ini karena seorang Freelancer Designer tidak hanya mengeksekusi tampilan visual sebuah project, tetapi juga harus menjadi pemasar jasanya, mengelola project dan keuangannya sendiri. Hehe.

    Nah kita sudah membahas kelebihan dan kekurangan menjadi Freelancer Designer. Sekarang kita akan membahas tentang kelebihan dan kekurangan InHouse Designer. Masih panjang nih. Siapin cemilan dulu. Hehe.

InHouse Designer

    Memilih berkarir menjadi InHouse Designer artinya memilih bekerja sebagai Desainer tetap di suatu perusahaan seperti layaknya pekerja kantoran lainnya. InHouse Designer dibagi lagi menjadi bekerja di perusahaan non agency dan agency atau studio.

    Untuk perusahaan non agency, Desainer Grafis menggarap project desain khusus untuk kebutuhan desain sebuah perusahaan. Misalnya dimulai dari mendesain logo, brand guidelines, banner, backdrop, marketing kit dan lain-lain yang perusahaan butuhkan.

    Untuk perusahaan agency atau studio, Desainer Grafis mengerjakan proyek-proyek dari klien-klien yang berbeda. Misalnya mengerjaakan project A, B dan C untuk brand A dan satu Desainer Grafis bisa memegang lebih dari satu project dan brand. Jadi deadline-nya juga sangat padat dibandingkan InHouse di sebuah perusahaan non agency. Seringnya yang bekerja di sini jarang pulang kayak Bang Toyib. Rumah bagaikan kos-kosan. Hehe.

Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan bekerja sebagai InHouse Designer.

Kelebihan InHouse Designer

1. Pendapatan Tetap

    Kamu akan mendapatkan pendapatan yang pasti per bulannya dengan tanggung jawab pekerjaan yang kamu harus selesaikan. Selain gaji, juga mendapatkan fasilitas lainnya seperti tunjangan kesehatan, transportasi, makan, uang lembur dan yang lainnya. Tergantung kebijakan masing-masing perusahaan ya. Ini cocok buat kamu yang mencari stabilitas.

2. Fasilitas Kerja

    Perusahaan biasanya menyediakan fasilitas kerja untuk menunjang pekerjaan karyawannya. Seperti laptop, aplikasi desain berbayar, alat komunikasi dan lain sebagainya. Ini juga tergantung bagaimana kebijakan perusahaan tempat bekerja.

3. Fokus Pada Kemampuan Dalam Hal Desain

    Kita tidak wajib menguasai banyak kemampuan pendukung di luar desain seperti halnya Freelancer Designer karena kita tidak perlu marketing untuk mempromosikan jasa kita, pekerjaan sudah datang dari kantor, gaji kita sudah ditanganin di bagian finance, administrasi dan kebutuhan lainnya juga sudah ditangani oleh bagian lainnya di perusahaan tempat kita bekerja.

4. Karir

    Jika kamu merupakan tipe seseorang yang mengejar karir, memilih menjadi InHouse Designer bisa menjadi pertimbangan. Jika bekerja di agency advertising atau studio secara struktural posisi dari paling bawah adalah visualizer, kemudian di atasnya ada Art Director lalu yang paling tinggi adalah Creative Director. Diantara ketiga struktur itu ada level junior, middle dan senior. Tetapi struktur ini tergantung kebijakan masing-masing agency atau studio juga ya karena tergantung juga berapa banyak klien dan brand yang ditangani.

Kekurangan InHouse Designer 

1. Terikat Dengan Sistem Kerja

    InHouse Designer pada umumnya bekerja dengan sistem kerja yang rutin layaknya jam kerja kantoran dan datang fisik ke kantor, yaitu dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore. Bahkan jika di agency atau studio bisa dari pagi sampai pagi lagi. Hal ini cenderung membosankan sih dengan rutinitas sehari-hari karena ada juga tipe Desainer yang night owl, baru bisa bekerja dan berkonsentrasi pada malam hari. Jadi tidak bisa flexible seperti Freelancer Designer.

2. Struktur Kerja Hierarki

    Setelah selesai mengerjakan project desain, tentu harus approval atau minta persetujuan apakah ada revisi atau tidak. Di perusahaan, InHouse Designer menjadi bagian dalam sistem hierarki. Hasil desain di forward sampai ke posisi orang yang memegang jabatan paling tinggi dan memberikan keputusan. Lalu ketika belum ada yang approve dari bebagai alternatif desain, alasannya “belum sreg aja gak tau kenapa”. Hehe. Wah ini sih bukan revisi lagi, tetapi redesain dan bikin beberapa alternatif lagi deh. Hehe.

    Nah, jadi kamu ingin berkarir di jalur mana? Baik Freelancer Designer maupun InHouse Designer tidak ada pilihan yang sempurna. Selalu ada kelebihan dan kekurangannya. Selamat datang di dunia kreatif. Semoga bermanfaat #cmiiw :)

No comments

Search This Blog

Powered by Blogger.

Labels

Popular Posts

Followers